Info

Siswi di Palangkaraya Temukan Obat Kanker Payudara dan Raih Medali Emas

Dalam percobaain ini, tanaman bajakah ternyata dapat membuat sel tumor mengecil hingga musnah dalam waktu dua bulan.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Anggina dan Aysa (Instagram/Iysa)
Anggina dan Aysa (Instagram/Iysa)

Himedik.com - Dua siswi SMAN 2 Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah berhasil mengukir prestasi di ranah internasional. Mereka adalah Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri.

Dibantu oleh seorang guru pembimbing bernama Helita, mereka berhasil meneliti tanaman bajakah yang diolah menjadi obat kanker. Ini adalah tanaman khas Kalimantan Tengah yang tumbuh di lahan gambut hutan pedalaman Kalimantan.

Tanaman ini dikeringkan, dicacah lalu direbus selama 30 menit hingga mendidih dan dijadikan ramuan tanaman bajakah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kedua siswi tersebut terhadap dua ekor tikus yang sudah diberi sel tumor, terapi tanaman bajakah ternyata dapat membuat sel tumor mengecil hingga musnah dalam waktu dua bulan.

Seorang siswa yang mempunyai nenek terkena kanker payudara stadium empat pun mengklaim tanaman bajakah telah membuat neneknya sembuh total.

"Nenek saya (terkena kanker payudara), masih ada dan sembuh total dari kanker payudara stadium empat. Minum itu (ramuan tanaman bajakah) karena kan tidak mempunyai biaya," ujar Yazid Akbar saat ditanyai oleh Aiman, dalam program AIMAN, Senin (12/8/2019).

Anak perempuan sedang menadah air dari batang bajakah (YouTube/Reno Paray)
Anak perempuan sedang menadah air dari batang bajakah (YouTube/Reno Paray)

Setelah diuji, ternyata tanaman bajakah mengandung 40 macam.

"Diantaranya saponin, terpenoid, flavonoid, alkonoid, tannin, dan steroid," jelas Anggina.

Helita menambahkan tanaman bajakah ini juga mengandung antioksidan tinggi yang dapat mengatasi radikal bebas penyebab sel kanker.

Aysa dan Anggina (Instagram/iysa)
Aysa dan Anggina (Instagram/iysa)

Penelitian ini tentu menjadi harapan baru dalam dunia medis.

Sebab selama ini pasien kanker payudara harus melalui beberapa tahapan pengobatan. Mulai dari pengangkatan sel tumor, terapi radiasi hingga kemoterapi.

Atas penemuan ini, Aysa dan Anggina berhasil memperoleh mendali emas pada ajang World Invention Creativity Olympic di Seoul, Korea Selatan, 25 hingga 27 Juli 2019 kemarin.

Berita Terkait

Berita Terkini