Info

Kerangka Manusia di Rumah Kosong, Berapa Lama Seharusnya Proses Pembusukan?

Bagaimana bisa mayat berubah menjadi tulang hanya dalam beberapa bulan saja?

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi kerangka manusia. (Unsplash/Bistrian Losip)
Ilustrasi kerangka manusia. (Unsplash/Bistrian Losip)

Himedik.com - Beberapa waktu belakangan, publik dihebohkan dengan penemuan kerangka manusia di sebuah rumah kosong di Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Menurut Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidi, kerangka tersebut diduga sudah ada di rumah itu selama beberapa bulan sebelum ditemukan, yaitu empat bulan lalu.

"Kemungkinan lebih dari empat bulan lalu," kata Kompol Agus, dikutip Ayobandung.com, jaringan Suara.com, Kamis (16/1/2020).

Namun, dugaan ini hanya berdasarkan simpulan sementara, bukan dari hasil autopsi, mengingat kondisi jaringan daging telah hilang.

Kata Agus, jika korban meninggal di bawah empat bulan, umumnya tulang masih basah oleh sisa jaringan yang membusuk.

Penemuan ini pun menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimana bisa mayat berubah menjadi tulang hanya dalam beberapa bulan saja?

Sebenarnya, dekomposisi atau pembusukan memiliki lima tahapan, yaitu autolisis, putrefaksi, putrefaksi hitam, fermentasi dan pembusukan kering.

Polisi melakukan identifikasi terhadap kerangka yang diduga tulang manusia pada sebuah rumah di Jalan Sukamenak Indah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa (14/1/2020). [Antara/HO-Polsek Margahayu]
Polisi melakukan identifikasi terhadap kerangka yang diduga tulang manusia pada sebuah rumah di Jalan Sukamenak Indah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa (14/1/2020). [Antara/HO-Polsek Margahayu]

Dilansir Bustle, tingkat dekomposisi setiap mayat dapat bervariasi dan dipengaruhi kondisi lingkungan.

"Iklim yang panas dan kering dapat mendekomposisi tubuh menjadi kulit dan tulang yang rapuh dalam dua minggu, sedangkan di lingkungan yang dingin dan basah dekomposisi dapat memakan waktu berbulan-bulan," kata Melissa Unfred, penjaga rumah jenazah dari Texas.

Faktor lainnya untuk membuat pembusukan berlangsung cepat, menurut Melissa, adalah adanya organisme lain di lingkungan mayat tersebut.

Hal ini juga dijelaskan dalam Crimescenecleanup.com. Lingkungan tempat mayat dibiarkan membusuk sangat memengaruhi berapa lama proses penguraian jaringan tubuh.

Dijelaskan, pertumbuhan bakteri akan jauh lebih lambat pada suhu dingin. Sebaliknya, di lingkungan yang hangat prosesnya dapat dipercepat. Sebab, panas membantu dalam memecah bahan organik.

Jadi, sebenarnya tidak ada kerangka waktu yang pasti dalam tahap dekomposisi hingga skeletonisasi (proses menjadi kerangka). Ini juga tergantung pada lingkungan tempat tubuh mayat berada. Udara, air, dan berbagai kondisi lainnya memainkan peran, lapor Aftermath.com.

Berita Terkait

Berita Terkini