Info

Temuan Baru, Dokter Sebut Ada Pasien Corona Covid-19 alami Serangan Jantung

Dokter menemukan beberapa pasien virus corona Covid-19 tanpa penyakit bawaan mengalami gejala serangan jantung.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi serangan jantung - (Shutterstock)
Ilustrasi serangan jantung - (Shutterstock)

Himedik.com - Gejala virus corona Covid-19 bisa lebih parah pada orang dengan penyakit jantung, diabetes hingga kanker. Tetapi, seorang dokter menemukan orang tanpa penyakit jantung justru mengalami gejala mirip serangan jantung.

Pada hasil elektrokardiogram (EKG), beberapa pasien corona Covid-19 terlihat mengalami serangan jantung besar. Tetapi, sinar-X mereka mengatakan sebaliknya.

Dokter pun bingung menemukan bahwa beberapa pasien corona Covid-19 menunjukkan gejala yang berhubungan dengan serangan jantung, yaitu lonjakan grafik EKG. Bahkan kondisi ini juga terjadi pada pasien yang tidak pernah mengalami penyumbatan arteri jenis apapun.

Dr Sripal Bangalore, ahli jantung intervensi dan profesor kedokteran di NYU Langone Health dilansir dari NY Post mengatakan, mulanya asien tiba di rumah sakit dengan gejala seperti demam, sesak napas, batuk dan nyeri dada.

Para dokter lantas menemukan beberapa pasien corona Covid-19 mengalami gejala serangan jantung besar berdasarkan hasil EKG. Kondisi ini biasanya terjadi akibat penumpukan lemak di arteri koroner.

Tetapi, sekitar setengah dari 18 pasien yang termasuk dalam laporan itu tidak menunjukkan adanya penyumbatan arteri utama. Hal ini pun semakin membuat para dokter bingung.

Ilustrasi jantung manusia (Shutterstock).
Ilustrasi jantung manusia (Shutterstock).

Secara keseluruhan, 13 dari 18 pasien dalam penelitian meninggal dunia karena komplikasi virus corona Covid-19.

Sebanyak 13 kematian itu, 10 orang tidak menunjukkan adanya cedera miokard koroner dalam angigram mereka. Artinya, kerusakan pada jantung mereka bukan karena penyumbatan.

Kemudian, Bangalore mengatakan sekitar 33 persen pasien virus corona Covid-19 juga mengalami nyeri dada.

Penelitian ini penting karena bisa membantu dokter memberikan pengobatan yang lebih efektif untuk pasien virus corona Covid-19 yang mengalami nyeri dada, suatu gejala yang bisa menempatkan pasien pada kondisi darurat medis.

Berita Terkait

Berita Terkini