Info

Kurangi, Daging Merah dan Olahan Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi  makan daging. (Shutterstock)
Ilustrasi makan daging. (Shutterstock)

Himedik.com - Tetap sehat dan aktif adalah metode terbaik untuk mengurangi risiko serangan jantung dan menyadari tanda-tanda awalnya. Maka dari itu daging merah baik dari sapi maupun babi, seharusnya menjadi makanan yang Anda hindari.

Sebab, lebih dari setengah kalori daging berasal dari lemak jenuh, demikian dilansir dari Express.

Lemak jenuh meningkatkan low-density lipoprotein  (LDL) atau kolesterol jahat dan meningkatkan peluang serangan jantung atau stroke.

Daging olahan, seperti bacon juga mengandung banyak garam yang meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Sementara sodium yang tinggi dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan gagal jantung.

Sebuah penelitian terhadap hampir 30.000 orang yang diikuti hingga tiga dekade menemukan bahwa mereka yang secara teratur mengonsumsi daging olahan seperti bacon lebih rentan terhadap kematian dini.

Secara khusus, makan daging merah atau olahan setiap tujuh hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular tiga hingga tujuh persen lebih tinggi.

"Ini adalah perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni dan daging deli," kata Norrina Allen profesor kedokteran di Universitas Northwestern, Chicago.

Daging merah yang perlu dikurangi termasuk daging sapi, domba, babi, sapi muda dan daging rusa. Sementara produk olahan, seperti bacon, sosis, hot dog, salami, dan kornet.

Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)
Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)

Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine ini memasukkan diet yang dilaporkan  selama setahun dari 29.682 pria dan wanita dengan usia rata-rata 53 tahun.

"Memodifikasi asupan makanan protein hewani ini mungkin menjadi strategi penting untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini," kata peneliti, Dr. Victor Zhong.

Lembaga Jantung, Paru dan Darah Nasional mengatakan, bahwa faktor risiko utama untuk serangan jantung adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas,diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik rutin, hingga diabetes.

Beberapa faktor risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi cenderung terjadi bersamaan.

Berita Terkait

Berita Terkini