Info

WHO: Orang Tanpa Gejala Tidak Mendorong Naiknya Kasus Virus Corona

Hal ini bertolak belakang dengan banyak studi yang menunjukkan hal sebaliknya.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi pria batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi pria batuk. (Shutterstock)

Himedik.com - Sebagian besar ahli dan studi menunjukkan ada kemungkinan orang tanpa gejala atau asimptomatik merupakan salah satu faktor meningkatnya kasus virus corona secara global.

"Penularan tanpa gejala dan simptomatik ringan merupakan faktor utama penularan Covid-19. Mereka akan menjadi pendorong penyebaran di masyarakat," kata Dr. William Schaffner, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt dan penasihat lama untuk CDC, pada Maret tahun ini.

Pada Senin (8/6/2020), pernyataan ini dibantah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Mereka mengatakan pasien tanpa gejala atau asimptomatik tidak mendorong penyebaran virus.

Pejabat WHO pun menimbulkan keraguan pada sebagian besar peneliti yang berpikir penyakit ini kemungkinan sulit ditahan karena adanya infeksi tanpa gejala.

Bukti paling awal dari wabah ini adalah virus dapat menyebar dari orang ke orang, bahkan pada pasien asimptomatik. Tetapi pejabat WHO megatakan, sementara penyebaran tanpa gejala dapat terjadi, ini bukan cara utama penyebarannya.

Lewat Batuk Hingga Makanan Tercemar, Begini Cara Virus Corona Menular. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan asimtomatik (Shutterstock)

"Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang orang yang asimptomatik benar-benar menularkan ke individu sekunder. Ini sangat langka," kata Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, dikutip dari CNBC.

ia juga mengimbau kepada para pemerintah untuk mendeteksi dan mengisolasi prang yang terinfeksi virus corona dengan gejala. Pemerintah juga harus melacak riwayat kontak pasien.

Menurutnya, dibutuhkan lebih banyak penelitian dan ata untuk menjawab pertanyaan apakah virus corona dapat menyebar secara luas melalui pembawa tanpa gejala.

"Kami memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontal yang sangat rinci. Mereka mengikuti kasus tanpa gejala. Mereka mengikuti kontak. Dan mereka menemukan transmisi sekunder. Sangat jarang," sambungnya.

Dr Van Kerkhove mengatakan fokusnya saat ini adalah pada penderita simtomatik atau dengan gejala.

"Yang benar-benar ingin kami fokuskan adalah mengikuti kasus simptomatik. Jika kita benar-benar mengikuti semua kasus simptomatik, mengisolasi kasus-kasus itu, mengikuti kontak dan mengkarantina kontak tersebut, kita secara drastis dapat mengurangi kasusnya," tandasya.

Berita Terkait

Berita Terkini