Pria

Casey Stoner Sedang Alami Kelelahan Kronis, Ketahui Penyebab Penyakitnya!

Casey Stoner yang dulu merupakan pesaing Valentino Rossi, kini sedang menderita kelelahan kronis yang menghambatkan berolahraga.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Casey Stoner alami kelelahan kronis (Instagram/@official_cs27)
Casey Stoner alami kelelahan kronis (Instagram/@official_cs27)

Himedik.com - Pembalap Casey Stoner, namanya cukup melegenda sebagai juara dunia MotoGP dua kali. Kini, Casey Stoner dikabarkan menderita kelelahan kronis yang menghambat kegiatannya berolahraga.

Dalam sebuah wawancara di podcast Rusty Garage, Stoner mengatakan keondisi yang dialaminya tersebut menghalangi hobinya memanah.

Stoner mengaku mulai mengalami kelelahan kronis selama karirnya di MotoGP yang akhirnya membuatnya harus berhenti pada 2009 silam.

"Saya belum pernah keluar (dalam kart) lebih dari setahun seperti sekarang, karena kelelahan kronis itu saya tidak punya energi untuk melakukannya lagi," kata Stoner dikutip dari speedcafe.com.

Stoner mengaku sempat frustasi dengan kondisinya. Kelelahan kronis membuat tubuhnya tidak bugar dan sehat seperti sebelumnya. Apalagi Stoner memiliki masalah di bagian tulang rusuknya yang terhubungan dengan tulang belakang.

Casey Stoner empat musim perkuat Ducati; 2007-2010. [Shutterstock]
Casey Stoner empat musim perkuat Ducati; 2007-2010. [Shutterstock]

Melansir dari healthline.com, sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah kelainan yang ditandai dengan kelelahan ekstrem atau kelelahan yang tidak hilang meski sudah beristirahat. Kelelahan kronis ini tidak bisa dijelaskan secara medis.

CFS juga dapat disebut sebagai myalgic encephalomyelitis (ME) atau penyakit intoleransi aktivitas sistemik (SEID). Penyebab CFS belum sepenuhnya dipahami. Beberapa teori termasuk infeksi virus, tekanan psikologis atau kombinasi faktor.

Karena tidak ada penyebab utama yang bisa diidentifikasi. Sehingga banyak kondisi lain yang menimbulkan gejala sama seperti kelelahan kronis. Apalagi tidak ada tes medis yang khusus mendiagnosis kelelahan kronis.

Kelelahan kronis ini bisa memengaruhi siapa pun, paling umum wanita usia 40-50 tahun. Selain itu, hubungan seks juga memegang peran penting dalam kelelahan kronis.

Adapun faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kelelahan kronis, termasuk kecenderungan genetik, alergi dan faktor lingkungan.

Saat ini belum ada obat khusus untuk mengatasi kelelahan kronis. Tetapi, terapi atau perawatan bisa mengurangi gejalanya.

Saat ini pun belum ada obat khusus untuk kelelahan kronis, kecuali perawatan untuk meredakan gejalanya.

Berita Terkait

Berita Terkini