Studi Temukan Mikroplastik di Testis Pria, Berefek ke Penurunan Jumlah Sperma?

Bahkan kandungannya lebih tinggi tiga kali lipat dibanding testis hewan dan plasenta manusia.

Yasinta Rahmawati
Jum'at, 24 Mei 2024 | 10:55 WIB
Ilustrasi testis. (Pixabay)

Ilustrasi testis. (Pixabay)

Himedik.com - Sebuah studi kecil dan terbaru menemukan bahwa terdapat mikroplastik di testis pria. Bahkan kandungannya lebih tinggi tiga kali lipat dibanding testis hewan dan plasenta manusia.

Penelitian tersebut diterbitkan pada 15 Mei di jurnal Toxicological Sciences. Diungkap oleh ahli toksikologi Matthew Campen, plastik di testis itu terlihat seperti pecahan kecil dari plastik yang sudah sangat tua.

"Plastik ini seringkali berukuran nano, biasanya panjangnya kurang dari setengah mikron dan lebarnya mungkin sekitar 20 hingga 200 nanometer," jelasnya, dikutip dari laman CNN.

Baca Juga: Apa Saja Ciri-Ciri Kleptomania? Pernah Dilakukan Aurelie Moeremans saat Kecil

Partikel sangat kecil tersebut dapat menyerang sel dan jaringan individu di organ-organ utama. Partikel-partikel itu bisa mengganggu proses seluler dan berpotensi menyimpan bahan kimia yang mengganggu endokrin seperti bisfenol, ftalat, PFAS hingga logam berat .

Endokrin yang terganggu dapat pula mengganggu sistem reproduksi manusia, menyebabkan malformasi genital dan reproduksi serta infertilitas wanita dan penurunan jumlah sperma.

Padahal jumlah sperma di berbagai belahan dunia sudah menurun setidaknya 50% selama 50 tahun terakhir. Adanya plastik di dalam tubuh dikhawatirkan bisa memperparah jumlah sperma, atau memicu kanker.

Baca Juga: Ruben Onsu Mengidap Empty Sella Syndrome, Penyakit Apa dan Bagaimana Gejalanya?

Studi kecil ini menguji 23 testis yang diawetkan dari mayat yang berusia 16 hingga 88 tahun pada saat kematiannya. Kemudian peneliti membandingkan kadar 12 jenis plastik berbeda di testis tersebut dengan plastik yang ditemukan di 47 testis anjing.

Para peneliti memperkirakan akan menemukan lebih banyak plastik di testis pria lansia dalam penelitian tersebut. Tapi hasilnya tidak demikian.

Sebab kandungan plastik yang terlihat tinggi di usia 20-45 tahun mulai menurun setelah usia 55 tahun. "Hal ini menunjukkan bahwa tubuh manusia dapat menghilangkan plastik-plastik tersebut," ujar Campen.

Baca Juga: Erika Carlina Idap Autoimun, Ternyata Berawal dari Gangguan Kecemasan

Tapi ada sisi negatifnya. Temuan ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kebutuhan energi pada testis pria yang lebih muda mungkin juga menarik lebih banyak plastik ke dalam organ tersebut.

Berita Terkait TERKINI
Ada beberapa penyebab kelumpuhan wajah yang perlu Anda ketahui dan waspadai....
pria | 08:00 WIB
Sebelum terjadi saraf kejepit, solusi terbaik melakukan pencegahan....
pria | 07:00 WIB
Ketika kandung kemih terasa penuh dan sudah muncul keinginan buang air kecil, maka sebaiknya segera ke kamar mandi...
pria | 07:00 WIB
Benarkah konsumsi telur dapat meningkatkan risiko mengembangkan bentuk kanker prostat?...
pria | 09:24 WIB
Ruben Onsu pernah mengungkap kondisinya yang mengidap kelainan langka bernama Empty Sella Syndrome....
pria | 18:17 WIB
Meski mengandung karbohidrat, sayuran, dan daging, menu ini masuk kategori junk food lantaran tinggi natrium, lemak, dan...
pria | 08:00 WIB
Pada November 2023 lalu, Atta Halilintar mengaku menderita penyakit hernia....
pria | 08:00 WIB
Tora Sudiro cuma disarankan minum obat penenang saat gejala kambuh....
pria | 08:00 WIB
Batu saluran kemih merupakan kondisi ketika terjadi endapan material keras (garam/mineral) yang terbentuk mulai dari gin...
pria | 20:43 WIB
Tampilkan lebih banyak