Pria

Pria Penderita Virus Corona Mengaku Sembuh dengan Wiski Panas dan Madu

Wiski panas dan madu itu membantu dirinya mengendalikan batuk.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi wiski. (Pixabay)
Ilustrasi wiski. (Pixabay)

Himedik.com - Virus corona masih menjadi perhatian khusus warga dunia. Namun seorang pria Inggris yang tinggal di China mengklaim bisa mengalahkan virus corona dengan menenggak wiski panas dan madu.

Connor Reed, 25, yang mengajar bahasa Inggris di Wuhan, China mengatakan kepada The Sun bahwa ia didiagnosis mengidap virus itu sekitar dua bulan lalu.

Dia mengatakan telah pergi ke rumah sakit setelah berjuang untuk bernapas dan mengalami batuk yang buruk, yang keduanya merupakan tanda-tanda penyakit pneumonia.

"Saya terkejut ketika para dokter mengatakan kepada saya bahwa saya menderita virus. Saya pikir saya akan mati tetapi saya berhasil mengalahkannya," katanya menambahkan, seperti dikutip dari Fox News.

Connor pun dirawat di rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Zhongnan selama dua minggu setelah diagnosisnya.

"Saya menggunakan inhaler yang membantu mengendalikan batuk dan minum wiski panas dengan madu sampai habis," tambahnya. "Ini adalah obat kuno tapi sepertinya berhasil."

Ilustrasi wiski. (Pixabay)
Ilustrasi wiski. (Pixabay)

Dia mengaku menolak minum antibiotik yang diresepkan karena dia tidak mau minum obat apa pun.

Orang Inggris itu juga berbicara tentang bagaimana virus itu berdampak pada kota itu, dengan mengatakan bahwa Wuhan "menjadi kota hantu yang sesungguhnya."

"Hampir tidak ada orang di jalanan dan toko-toko kehabisan buah dan sayuran segar. Tidak ada obat atau masker yang tersisa di apotek," lanjutnya. Ia juga mengatakan bahwa polisi setempat menangkap warga yang pergi ke luar tanpa masker.

"Pihak berwenang benar-benar khawatir tentang bagaimana menahan ini dan menghentikan penyebarannya. Saya adalah bukti virus corona dapat dikalahkan," tambahnya lagi.

Secara keseluruhan, setidaknya 25 negara telah melaporkan adanya kasus virus corona. Kota Wuhan menjadi pusat penyebaran yang telah menewaskan lebih dari 400 orang dan membuat lebih dari 20.000 orang terinfeksi di seluruh dunia.

Berita Terkait

Berita Terkini