Wanita

Rutin Minum Teh Hijau, Gadis Ini Alami Hepatitis, Kok Bisa?

Racikan teh hijau yang seringkali tanpa resep pun membuatnya berpotensi bahaya.

Vika Widiastuti

Ilustrasi teh hijau. (Pixabay/congerdesign)
Ilustrasi teh hijau. (Pixabay/congerdesign)

Himedik.com - Seorang gadis berusia 16 tahun keturunan Yaman dilaporkan mengalami hepatitis setelah mengonsumsi 3 cangkir teh hijau Cina setiap hari selama 3 bulan. Hal tersebut dilaporkan dalam  jurnal BMJ Case Reports.

Mulanya gadis itu memberi tahu para dokter bahwa dia tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu yang bisa menyebabkan memicu peradangan hati ini. Ketika diperiksa pun, gadis itu tidak mengalami tanda-tanda kerusakan hati akibat infeksi virus atau gangguan metabolisme.

Hingga akhirnya gadis yang tidak disebutkan namanya itu mengaku bahwa ia memesan teh hijau Cina secara online dan mengonsumsinya selama tiga bulan terakhir. Setelah menghentikan konsumsi teh hijau ini, kondisi kesehatan gadis itu terus membaik dilansir Suara.com dari Foxnews.

Mengonsumsi teh hijau sendiri memang belum terbukti dapat menyebabkan masalah kesehatan. Namun kerap kali oknum produsen teh hijau menambahkan zat-zat lainnya yang memicu kerusakan hati pada beberapa kasus.

Ilustrasi teh hijau. (pixabay/rawpixel)
Ilustrasi teh hijau. (pixabay/rawpixel)

Racikan teh hijau yang seringkali tanpa resep pun membuatnya berpotensi bahaya. Studi menunjukkan bahwa orang dapat mentoleransi dosis teh hijau sebanyak 1,6 gram. Di atas dosis itu teh hijau bisa berpotensi berbahaya.

Hingga saat ini, para profesional medis telah melaporkan lebih dari 50 kasus hepatitis akut di mana teh hijau kemungkinan menjadi penyebabnya. Meski demikian bukan berarti penikmat teh hijau akan selalu menderita hepatitis.

Pelajaran yang bisa diambil dari kasus yang dialami gadis ini adalah berhati-hati saat mengonsumsi produk yang belum dijamin keamanannya apalagi tidak memiliki izin edar. Justru obat herbal seperti minum teh hijau atau jamu bisa memiliki efek samping hepatitis ketika tidak dilakukan berdasarkan uji ilmiah. (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini