Himedik.com - Setiap perempuan tentu akan mengalami hal yang berbeda pada saat berhubungan intim.
Jaringan otot pada Miss V akan rileks ketika terangsang secara seksual. Hal ini memungkinan ereksi untuk masuk lebih mudah selama berhubungan intim.
Baca Juga
Baru Menikah, Wanita Ini Dikasari Suaminya karena Alami Vaginal Septum
Heboh Sering Ganti Pasangan Bikin Vagina Berbau, Benarkah Itu Penyebabnya?
Dari Wortel Sampai Sarden, Ini 5 Makanan untuk Meremajakan Vagina
Puaskan Suami, Ikuti Cara Alami Ini Agar Vagina Kencang Kembali
Viral, Ini Penjelasan Pakar soal Merapatkan Vagina Pakai Jamu Stick
Tetapi, melonggarnya Miss V saat berhubungan intim tidak akan menyebabkan rongga yang cukup besar. Bagian dalam Miss V akan kembali ke bentuk semula ketika selesai berhubungan intim, berdasarkan Psychology Today.
Jika Miss V akan rileks atau sedikit melonggar ketika berhubungan intim mengapa beberapa perempuan mengalami rasa sakit dan merasa 'terlalu kencang'?
Sebenarnya ada beberapa kondisi, tapi dua di antaranya adalah ketika sang wanita sedang tertarik dengan seks atau dia tidak memiliki waktu pemanasan yang cukup untuk memungkinkan otot Miss V cukup rileks.
Sebagian besar wanita membutuhkan setidaknya 30 menit untuk pemanasan atau foreplay. Itulah sebabnya berhubungan intim secara santai sangat penting.
Pada waktu-waktu ini organ intim wanita akan menghasilkan pelumas alami yang cukup untuk membuat hubungan intim nyaman.
Selain kedua alasan di atas, ada kondisi medis yang juga memengaruhi ketatnya Miss V saat berhubungan intim, yaitu mengalami perubahan hormon serta menderita vaginismus, menurut Womenshealthmag.com.
Mengalami perubahan hormon
Selama menopause, tubuh wanita mengalami penurunan estrogen, yang dapat menyebabkan kekeringan dan penipisan jaringan Miss V, tulis Mayo Clinic.
Akibatnya, wanita mungkin merasakan sensasi sesak atau iritasi saat berhubungan intim.
Jika ini terjadi, biasanya dokter akan merekomendasikan pelumas Miss V yang dijual bebas, resep krim estrogen atau terapi penggantian hormon.
Bagi sebagian orang, menopause lebih dari sekadar pelumasan. Kadang-kadang Miss V pascamenopause juga mengalami atrofi sedikit yang secara harfiah semakin sempit, kata ob-gyn Susan Khalil, MD , direktur kesehatan seksual untuk Sistem Kesehatan Gunung Sinai.
"Dan jika mereka tidak melakukan hubungan sama sekali, itu bisa menjadi sangat tidak nyaman," kata dr. Khalil.
Menderita vaginismus
Ini adalah kondisi ketika otot-otot di dalam Miss V berkontraksi tanpa sadar.
Kontraksi otot membuatnya terasa sakit kapan saja sesuatu dimasukkan ke dalam Miss V, bahkan saat pemasangan tampon.
Sebagian besar waktu, seseorang yang menderita vaginismus mengalaminya sejak pertama kali mereka mencoba melakukan penetrasi. Tetapi dapat juga terasa di lain waktu.
Penyebab di balik vaginismus mungkin bersifat psikologis atau akibat trauma emosional.