Wanita

Tak Ingin Hamil, Wanita 31 Tahun Ini Masukkan Pegas Logam ke Miss V!

Pegas logam tersebut sudah bersarang selama 1,5 tahun dan telah diselimuti jaringan vagina.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi sakit di daerah rahim. (shutterstock)
Ilustrasi sakit di daerah rahim. (shutterstock)

Himedik.com - Ada beberapa jenis alat kontrasepsi, mulai dari spiral atau IUD hingga pil KB. Setiap alat pencegah kehamilan ini memiliki cara penggunaan yang berbeda.

Seorang ibu dari tiga anak asal Zhongshan, China, entah bagaimana bisa memasukkan alat pegas logam ke vaginanya sebagai pengganti alat kontrasepsi spiral atau IUD.

Benda ini ditemukan tim dokter ketika sang ibu pergi ke rumah sakit untuk meminta aborsi.

Menurut dokter kandungan yang menangani wanita tersebut, Fu Junhong, pada akhir Juli lalu wanita itu meminta aborsi saat kehamilannya sudah memasuki usia lima bulan.

"Selama pemeriksaan, kami menemukan cincin bersarang di antara vaginanya dan leher rahim. Itu adalah pegas logam yang telah diselimuti oleh jaringan vaginanya," ukar Fu Junhong, melansir AsiaWire via World of Buzz.

Setelah menjalani operasi darurat oleh tim dokter di Rumah Sakit Minzhong, dokter mengeluarkan pegas logam berukuran panjang 5 sentimeter dari vagina sang perempuan.

Ilustrasi pegas logam. (Pixabay/TheDigitalArtist)
Ilustrasi pegas logam. (Pixabay/TheDigitalArtist)

Diketahui pegas logam tersebut sudah berada di dalam vagina selama 1,5 tahun.

Karena jaringan vagina sudah menyelimuti benda asing tersebut, dokter harus memotongnya menjadi potongan-potongan seperti cincin.

Pegas itu dipotong menjadi 7 bagian dan diangkat perlahan-lahan, sepotong demi sepotong dalam operasi yang berlangsung 40 menit.

Fu menjelaskan, sang wanita menemukan pegas tersebut di sebuah bengkel dan berpikir jika memasukkannya ke vagina akan mencegah kehamilan.

Sehingga sang wanita mencucinya dan memasukannya sendiri.

"Itu sangat tidak ilmiah dan sangat tidak higienis," tambah Fu.

Untungnya, setelah operasi dilakukan sang wanita sama sekali tidak mengalami kerusakan jaringan atau infeksi.

Berita Terkait

Berita Terkini