Wanita

Studi: Ibu Hamil Penderita Covid-19 Dapat Mengalami Cedera pada Plasenta

Meski melahirkan bayi dengan waktu dan bobot normal, penelitian menunjukkan beberapa ibu hamil dengan Covid-19 memiliki cedera pada plasenta.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi hamil (Unplash/Chris Benson)
Ilustrasi hamil (Unplash/Chris Benson)

Himedik.com - Sebanyak 16 ibu hamil dengan Covid-19 menunjukkan cedera pada plasenta. Hal itu dilaporkan oleh studi Northwestern Medicine melalui uji patologis yang diselesaikan langsung setelah kelahiran.

Studi ini dipublikasikan pada Sabtu (22/5/2020) dalam jurnal American Journal of Clinical Pathology

Dilansir dari Medical Xpress, plasenta pada pasien dalam penelitian tersebut memiliki dua kelainan umum, yakni aliran darah yang tidak cukup dari ibu ke janin yang disebut maternal vascular malperfusion (MVM) dan gumpalan darah dalam plasenta, yang disebut trombi intervillous.

Temuan ini, meskipun awal, dapat membantu menginformasikan bagaimana ibu hamil harus dipantau secara klinis selama pandemi.

"Sebagian besar bayi ini dilahirkan setelah kehamilan normal, tetapi virus ini tampaknya menyebabkan beberapa cedera pada plasenta," kata penulis senior Dr. Jeffrey Goldstein, ahli patologi Northwestern Medicine.

"Tampaknya tidak mendorong hasil negatif pada bayi yang lahir hidup, berdasarkan data kami yang terbatas, tetapi itu memvalidasi gagasan bahwa perempuan hamil dengan Covid-19 harus dipantau lebih dekat," tambahnya.

Pemantauan ini mungkin bisa dalam bentuk tes non-stres yang memeriksa seberapa baik plasenta mengirimkan oksigen atau ultrasound pertumbuhan yang mengukur apakah bayi tumbuh pada tingkat yang sehat.

Ilustrasi hamil. (Pixabay/tasha)
Ilustrasi hamil. (Pixabay/tasha)

"Bukan menimbulkan ketakutan, tetapi temuan ini membuat saya khawatir," kata Dr. Emily Miller, asisten profesor kebidanan dan kandungan di Feinberg and a Northwestern Medicine obstetrician.

"Saya tidak ingin menarik kesimpulan luas dari sebuah penelitian kecil, tetapi pandangan awal ini tentang bagaimana Covid-19 dapat menyebabkan perubahan dalam plasenta membawa beberapa implikasi yang cukup signifikan bagi kesehatan kehamilan," tambahnya.

Lima belas pasien melahirkan bayi hidup pada trimester ketiga, namun satu pasien mengalami keguguran pada trimester kedua.

"Pasien itu asimptomatik, jadi kami tidak tahu apakah virus menyebabkan keguguran atau tidak terkait," kata Goldstein.

Plasenta adalah organ pertama yang terbentuk dalam perkembangan janin. Berfungsi sebagai paru-paru, usus, ginjal, dan hati janin, mengambil oksigen dan nutrisi dari aliran darah ibu.

Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)
Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)

"Plasenta bertindak seperti ventilator untuk janin, jika mengalami kerusakan bisa ada hasil yang mengerikan," kata Miller.

Tim mulai menguji plasenta yang positif Covid-19 pada awal April. 14 bayi lahir hidup dengan bobot normal dan waktu ideal, sementara satu bayi lahir hidup mengalami prematur.

"Mereka adalah bayi yang sehat, cukup bulan, dan normal, tetapi temuan kami menunjukkan banyak aliran darah tersumbat dan banyak plasenta lebih kecil dari yang seharusnya," kata Miller.

Berita Terkait

Berita Terkini