Anak

Bayi yang Lebih Mirip Ayahnya Cenderung Lebih Sehat, Benarkah?

Studi terbaru, kemiripan bayi dengan orangtua, khususnya ayah, akan membuat si bayi tumbuh lebih sehat.

Rauhanda Riyantama

Glenn Alinskie bersama sang anak. (Instagram/nastusha.olivia.alinskie)
Glenn Alinskie bersama sang anak. (Instagram/nastusha.olivia.alinskie)

Himedik.com - Siapa yang tak kenal dengan pasangan suami istri Glenn Alinskie dan Chelsea Olivia?

Ya, pasangan yang kini telah dikaruniai putri cantik bernama Nastusha Olivia Alinskie kerap terlihat kompak, seperti foto yang diunggah di akun Instagram anaknya @nastusha.olivia.alinskie.

Di balik kekompakan mereka, banyak warganet yang menganggap Nastusha mirip sang ayah. Bagaimana tidak, saat tersenyum saja wajah bayi perempuan ini terlihat mirip.

Dari kacamata medis, kemiripan bayi dengan orangtua dipengaruhi oleh faktor genetik. Bahkan, studi terbaru mengungkapkan kemiripan bayi dengan orangtua, khususnya ayah, akan membuat si bayi tumbuh lebih sehat.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Health Economics ini, menyimpulkan bahwa bayi mirip ayah memiliki kecenderungan untuk terhindar dari penyakit asma dan jarang masuk rumah sakit.

Menurut Dr. Solomon Polachek, ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, bayi yang mirip ayah memengaruhi ayah untuk berperan aktif sebagai orangtua. Serta memotivasi sang ayah untuk berusaha lebih keras menjalankan peran sebagai orangtua yang baik. 

Hal ini dikarenakan ayah akan merasa lebih terikat dengan bayi, sehingga ia pun lebih aktif untuk ikut mengasuh si bayi. Pada perkembangannya menjadi lebih sehat saat bayi berusia satu tahun, bahkan berlanjut hingga dewasa.

Lebih lanjut, penelitian ini mengobservasi 715 keluarga yang terdaftar di Fragile Families and Child Wellbeing (FFCW). Lembaga yang menaungi anak-anak dengan tingkat kesehatan rendah.

Semua keluarga ini, memiliki anak yang hanya tinggal bersama sang ibu. Meski sang ayah tinggal terpisah, namun kemiripan sang anak dengan ayahnya menyebabkan sang ayah berusaha meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama si anak.

Dr. Solomon Polachek mengatakan, indikator kesehatan anak meningkat ketika si anak mirip ayah. Singkatnya, ayah akan lebih sering mengunjungi si anak sehingga dia memiliki informasi akurat tentang kebutuhan ekonomi dan kesehatan anak, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. 

Namun, penelitian ini percaya bahwa para ayah butuh motivasi lebih untuk memberikan perhatian pada anaknya. Sedangkan ibu akan selalu mencintai anaknya, walaupun sang anak tidak mirip dengan dirinya.

Meskipun peran ayah bukan satu-satunya penentu masa tumbuh kembang anak yang baik, namun keterlibatan ayah dalam masa pertumbuhan anak tetap memegang peranan penting.

Jadi, mirip atau tidak bayi dengan ayahnya, seharusnya ayah tetap bisa meluangkan waktu untuk menjalan peran aktif sebagai orangtua.

Berita Terkait

Berita Terkini