Anak

Belajar CPR, 2 Bocah Ini Selamatkan Nenek Mereka dari Serangan Jantung

Padahal mereka baru belajar CPR sekitar 5 bulan lalu.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Yuliana Sere

Ilustrasi tindakan kompresi CPR. (unsplash)
Ilustrasi tindakan kompresi CPR. (unsplash)

Himedik.com - Dua saudara laki-laki bisa disebut pahlawan karena bisa menyelamatkan nenek mereka dari serangan jantung setelah belajar CPR dari ibu mereka.

Kian dan Grayson yang masing-masing berusia 10 dan tujuh tahun, sedang menonton film di rumah nenek mereka di Saskatoon, Kanada pada 10 November 2018.

Saat itu, mereka berdua tidak mengetahui bahwa nenek mereka, Patti Chatterson (62) baru saja mengalami serangan jantung.

Chatterson mengatakan kepada Daily Mail bahwa dia kehilangan ingatan dari dua hari sebelum insiden itu.

''Saya telah bersama cucu laki-laki saya sepanjang hari, kami pergi makan siang, makan malam dan kemudian kami duduk untuk menonton film bersama,'' katanya.

''Cucu bungsu saya bertanya apakah dia bisa makan camilan. Dan ketika saya tidak menjawab, dia menoleh dan kepala saya jatuh ke belakang. Saya tidak mampu bernapas dengan benar dan mengeluarkan suara. Jadi mereka tahu ada yang salah,'' ceritanya.

Tidak seperti anak kebanyakan, Kian dan Grayson siap untuk situasi seperti itu.

Ilustrasi sakit jantung. (shutterstock)
Ilustrasi sakit jantung. (shutterstock)

Hanya lima bulan sebelumnya, ibu mereka Lee Chatterson Wu, yang adalah seorang perawat, mengajari mereka cara mengelola resusitasi kardiopulmoner (CPR), tetapi dia tidak pernah berpikir mereka akan membutuhkannya dalam waktu dekat.

Pada bulan Juni kemarin, Kian mengadakan pesta untuk merayakan hari ulang tahunnya. Ia dan teman-temannya pun menginap di rumahnya dan meminta ibunya untuk mengajarkan mereka.

''Saya mengajari mereka untuk melakukan kompresi, pernapasan, menyumbat hidung dan menutup mulut. Itu bukan pengajaran yang sangat dalam,'' ungkapnya kepada CBC.

''Sejujurnya aku tidak berpikir mereka akan membutuhkannya, atau bahwa itu penting untuk mengajar mereka pada usia tujuh dan 10.''

Ketika jantung berhenti, kekurangan darah beroksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Seseorang bisa mati dalam delapan hingga 10 menit.

CPR dapat menjaga darah teroksigenasi mengalir ke otak dan organ vital lainnya sampai perawatan medis yang lebih definitif dapat mengembalikan irama jantung yang normal.

CPR menggandakan tingkat kelangsungan hidup pasien yang masuk ke serangan jantung meskipun hanya sekitar delapan persen dari pasien CPR diselamatkan oleh prosedur, bahkan ketika bantuan telah datang.

Jadi ketika Chatterson pingsan, Grayson dan Kian tahu mereka harus segera bertindak.

Pertama-tama, Grayson mencoba menelepon ibu dan ayah mereka di telepon, tetapi tidak ada yang menjawab. Jadi ia menelpon 911 ketika Kian mulai melakukan kompresi dada.

''Kami memberi mereka alamat kami dan kemudian kami memberi tahu mereka bahwa nenek kami tidak sadar dan tidak bangun serta tidak bernapas dan tidak memiliki denyut nadi,'' kata Kian kepada CBC.

''Dan kemudian kita memeriksa hidungnya dan dia tidak bernafas.''

CPR sebagai pertolongan pertama. (Shutterstock)
CPR sebagai pertolongan pertama. (Shutterstock)

Dispatcher darurat, Allison Maffin, menyuruh anak-anak itu untuk meletakkan nenek mereka di lantai tanpa bantal.

Kemudian, Kian terus mengompresi, sangat keras sehingga ia tanpa sengaja mematahkan tulang rusuk Chatterson, sementara Grayson menyumbat hidungnya dan melakukan napas penyelamatan.

Paramedis tiba kurang dari 10 menit kemudian dan harus defibrilasi Chatterson empat kali.

Ketika dia terbangun di rumah sakit empat hari kemudian, dia diberitahu tentang upaya cucunya untuk menyelamatkannya.

''Saya tidak bisa membayangkan apa yang pasti ada dalam pikiran mereka,'' kata Chatterson, seorang mantan perawat ruang gawat darurat.

''Saya benar-benar kagum. Ketika saya mengetahui mereka menyaksikannya dan menindaklanjutinya, saya sangat bersyukur mereka tahu apa yang harus dilakukan.''

Pada hari Selasa, Kian dan Grayson dihadiahkan penghargaan oleh paramedis Saskatoon selama upacara khusus pada hari Selasa untuk menghormati keberanian mereka.

Chatterson mengatakan dia bersyukur cucu-cucunya mampu berpikir cepat dengan kaki mereka meskipun dalam keadaan yang menakutkan. Belajar CPR ternyata benar-benar bisa memberikan manfaat besar.

''Ini bukan sesuatu hal yang diharapkan untuk dipakai, tetapi kamu bisa menyelamatkan nyawa dengan melakukan itu. Dan itu tidak harus dilakukan dengan sempurna, tetapi harus dilakukan,'' ungkap Chatterson.

Berita Terkait

Berita Terkini