Anak

Bolehkan Periksa Ponsel Anak Secara Diam-diam? Ini Kata Psikolog

Tak sedikit orang tua yang diam-diam memeriksa ponsel buah hatinya. Namun bolehkah tindakan seperti itu?

Vika Widiastuti

Ilustrasi anak main HP (Pixabay/Andi_Graf)
Ilustrasi anak main HP (Pixabay/Andi_Graf)

Himedik.com - Saat ini, rasanya ponsel bukan hanya menjadi kebutuhan orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Sebab, kerap kali kegiatan sekolah pun dibagikan melalui grup WhatsApp. Hal ini yang terkadang membuat orang dilema saat memberikan ponsel ke buah hatinya.

Memberikan ponsel pada anak tentu membuat orang tua khawatir jika disalahgunakan. Tak sedikit orang tua yang diam-diam memeriksa ponsel buah hatinya. Namun bolehkah tindakan seperti itu?

Menurut psikolog anak dan keluarga, Ayoe P. Sutomo, sebaiknya orang tua meminta izin terlebih dahulu jika akan memeriksa ponsel anaknya. Pasalnya, memeriksa secara diam-diam justru menjadi tanda bahwa orang tua tak percaya pada buah hatinya.

"Peran orang tua ketika punya anak remaja itu bergeser dari membimbing jadi teman diskusi. Kalaupun mau pinjam HP tanya dulu ke anak boleh gak sih. Kalau boleh silakan. Kalau tidak kita harus hargai," ujar Ayoe P. Sutomo dalam temu media di Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Ayoe P. Sutomo mengatakan, cukup aneh memang jika anak tidak mau memberikan ponselnya pada orang tua jika tidak ada yang disembunyikannya. Namun tetaplah berpikir positif sembari melakukan pendekatan untuk mencari tahu alasannya.

Ilustrasi anak main gadget. (shutterstock)
Ilustrasi anak main gadget. (shutterstock)

Jika komunikasi dasar yang terbangun antara anak dan orang tua tidak terjalin dengan baik, bisa jadi anak kurang percaya dalam meluapkan perasaannya pada orang tua. Itu sebabnya, penting bagi orang tua agar menjalin kedekatan yang hangat dengan buah hatinya yang beranjak remaja.

"Kalau komunikasi dasar terjalin sudah bagus, orang tua bisa tanya ke anak, kenapa nggak boleh lihat HP-nya. Namun kalau tidak, kita bisa masuk dengan memberi pendapat. Jangan dipaksa, karena hubungan jadi lebih menjauh," imbuhnya.

Penolakan dari anak ini membuat orangtua harus belajar menghargai keputusannya sembari melakukan pendekatan untuk membuat anak terbuka. Namun, menurut Ayoe P. Sutomo penolakan seperti ini wajar karena bagian dari perkembangan remaja yang membutuhkan privasi. (HiMedik.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini