Anak

Dorong Anak Rapikan Mainan Sendiri dengan Tips dari Montessori, Cobain Yuk!

Cobalah enam cara pola asuh Montessori ini untuk mendorong anak Anda menyimpan dan merapikan barang.

Vika Widiastuti

Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/ID 5712495)
Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/ID 5712495)

Himedik.com - Ada beberapa hal yang diajarkan di kelas Montessori, salah satunya adalah mendorong anak-anak untuk menyimpan mainan atau barang mereka sendiri setelah selesai menggunakannya. 

Kebiasaan positif ini tentu membuat mereka terhindar dari omelan orang tuanya. Bahkan, orang tua pun tidak akan merasa frustrasi saat meminta seorang anak untuk merapikan barang-barangnya berulang kali.

Jika Anda ingin membangun kebiasaan tersebut pada anak Anda, cobalah enam cara pola asuh Montessori ini untuk mendorong anak Anda menyimpan dan merapikan barang ataupun mainan mereka dilansir Suara.com dari Mother.

1. Buat tempat untuk semuanya

Walaupun sepertinya akan lebih mudah bagi anak-anak untuk menyimpan mainan mereka dalam satu tempat besar, namun perlu Anda ketahui jika anak-anak memiliki rasa keteraturan yang kuat.

Karena itu, banyak anak mendapatkan kepuasan luar biasa ketika mereka mengembalikan sesuatu ke tempat yang tepat. Mereka lebih cenderung merapikan mainan mereka jika setiap mainan memiliki tempat yang telah ditentukan di mana tempatnya.

2. Jadi contoh untuk anak yang lebih muda

Dengan bayi dan balita yang masih sangat muda, cara terbaik untuk mendorong mereka merapikan mainan adalah dengan mencontohkannya. Jadikan itu bagian dari proses yang Anda selesaikan bersama.

Bayi Anda akan memperhatikan Anda, dan mereka kemungkinan akan bergabung. Jika tidak, berikan waktu. Mereka jauh lebih mungkin untuk membantu jika tugas tersebut Anda selesaikan bersama daripada jika Anda menyuruh mereka melakukannya.

3. Sampaikan harapan

Sampaikan harapan apa yang Anda miliki untuk anak Anda mengenai kebiasaan mereka merapikan mainan dan buat secara eksplisit. Apakah Anda ingin mereka hanya menggunakan satu mainan pada satu waktu dan kemudian menyimpannya atau apakah Anda baik-baik saja jika mereka mencampur semua mainan sekali bermain.

Apakah mereka diizinkan untuk meninggalkan proyek besar, seperti pembuatan Lego yang sedang berlangsung, dalam semalam atau apakah semuanya disingkirkan pada akhir hari.

Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, siapa yang merapikan jika mereka bermain boneka bersama, tetapi hanya satu anak yang bergerak untuk membereskan, sementara yang lain terus bermain. Apa yang harus Anda lakukan?

Aturan yang Anda pilih kurang penting daripada konsistensi yang Anda terapkan. Pilih beberapa aturan yang penting bagi Anda, bagikan kepada anak-anak Anda, dan sering mengingatkan mereka sampai mereka menginternalisasi harapan baru.

Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/FeeLoona)
Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/FeeLoona)

4. Jadikan itu permainan

"Aku ingin tahu berapa banyak balok merah yang bisa kamu masukkan ke dalam ember?"

"Aku ingin tahu apakah kamu bisa memasukkan setiap blok ke dalam ember?"

Ya, kadang-kadang sulit untuk mengumpulkan energi ke dalam suatu permainan, tetapi jika Anda memilikinya, coba saja. Ini dapat dengan cepat mengubah bagian terburuk menjadi salah satu yang terbaik.

5. Bingkai itu dengan cara yang positif

Daripada mengucapkan, "kamu tidak akan makan siang sampai mainan kamu disimpan dengan rapi!" coba katakan, "Setelah kamu menyimpan mainanmu, kita bisa makan siang bersama."

Sering menyoroti apa yang terjadi selanjutnya adalah insentif besar bagi anak-anak untuk menyimpan barang-barang mereka. Ini membantu mereka secara mental beralih ke apa yang terjadi selanjutnya dan memberi mereka sesuatu untuk dinanti-nantikan.

6. Tunggu sampai mereka benar-benar selesai atau istirahat saat bermain

Tidak ada yang suka diganggu, temasuk anak-anak. Meskipun tidak selalu memungkinkan, cobalah untuk menunggu sampai anak Anda benar-benar selesai bermain, baru Anda bisa meminta mereka merapikan mainan.

Jadi mendorong anak rapikan mainan sendiri punya trik tersendiri, enam tips dari Montessori bisa moms lakukan untuk mendidik anak sedari dini bertanggung jawab.  (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Berita Terkait

Berita Terkini