Himedik.com - Setiap orang tentu memiliki ketakutan. Baik yang datang secara naluriah maupun disebabkan oleh suatu hal.
Terkadang ketakutan ini muncul secara naluriah. Seperti suara keras, monster, orang asing, hingga benda atau kondisi lainnya.
Baca Juga
Stamina Rendah tapi Ingin Berhubungan Intim, Cobalah 5 Posisi Seks Ini
Tingkatkan Percepatan Program Vaksinasi, Indonesia Butuh Lebih Banyak Mesin Pendingin Vaksin
Hubungan Intim Tingkatkan Risiko Infeksi Saluran Kemih, Hindari 4 Posisi Seks Ini
Terpopuler Kesehatan: Seputar Episode Manik yang Diduga Dialami Marshanda, Gejala Hingga Penyebab Cerebral Palsy
Rompi Penurun Suhu, Pertolongan Pertama Bagi Jemaah Haji yang Terserang Heat Stroke
Ini merupakan bagian dari perkembangan yang normal. Menjadi takut adalah tanda bahwa balita mendapatkan kesadaran akan dunia dan berusaha memahaminya, kata Ari Brown, MD, penulis Baby 411 (Windsor Peak Press).
Oleh karena itu, orang tua dapat membantu menavigasi ketakutan mereka agar anak bisa percaya diri.
Melansir Parents.com, bayi baru lahir memiliki dua ketakutan, yaitu suara keras dan jatuh.
"Otak dan saraf bayi tumbuh pesat dalam dua tahun pertama kehidupan, tetapi mereka dilahirkan dengan sistem saraf yang sangat tidak matang," kata Dr. Brown.

Artinya, kata Dr. Brown, bayi belum bisa menafsirkan atau menangani input sensorik tertentu, seperti suara keras atau perasaan jatuh.
Inilah sebabnya ketika ada suara keras yang tiba-tiba didengar mereka, bayi akan menangis ketakutan.
"Ketika sistem sarafnya matang dan dia fokus pada lingkungannya, ketakutan baru muncul, dan pada 8 hingga 10 bulan, konsep 'objek permanen' mulai berlaku," lanjutnya.
Sebelum masa ini, ketika lingkungan kosong (tidak ada orang di sekeliling bayi), orang-orang seakan tidak ada dipikiran si bayi.
"Tapi sekarang (saat konsep 'objek permanen' muncul), mereka akan mengerti ketika ada yang hilang atau tidak di sekelilingnya. Jadi, ketika Ayah atau Ibunya meninggalkan ruangan, anak itu akan bertanya-tanya ke mana mereka pergi dan kapan mereka kembali," sambungnya.
Ini sering diperparah oleh ketakutan lain, yaitu kecemasan akan orang asing.
"Itu pertanda baik. Berarti bayi mulai memberi tahu perbedaan antara wajah yang sudah dikenal dan yang tidak," ujar Mona Delahooke, PhD, seorang psikolog perkembangan, di Pasadena, California.