Anak

Anak Punya Tinggi dan Berat Badan Lebih Rendah? Bisa Tanda Alergi Susu Sapi

Diketahui anak-anak yang alergi susu sapi menjadi lebih pendek dan berat badan lebih rendah.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi alergi pada anak. (Shutterstock)
Ilustrasi alergi pada anak. (Shutterstock)

Himedik.com - Susu sapi mengandung banyak kalsium dan sangat baik untuk kesehatan, terutama anak-anak. Namun ada hal lainnya juga, beberapa anak dapat alergi terhadap susu hewani ini.

Hasil dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Allergy and Clinical Immunology mengkarakterisasi pola pertumbuhan dari anak usia dini hingga remaja pada mereka yang alergi makanan yang persisten.

Menurut Karen A Robbins, penulis studi utama, sebenarnya penelitian ini masih belum jelas mengapa tren pertumbuhan memengaruhi beberapa tinggi anak-anak ini dan berapa berat mereka setelah dewasa.

"Namun, temuan kami sejalan dengan penelitian terbaru yang menunjukkan orang dewasa muda dengan alergi susu sapi persisten mungkin tidak mencapai potensi pertumbuhan penuh mereka," kata dr. Robbins, melansir The Health Site.

Dari November 1994 hingga Maret 2015, 191 anak terdaftar dalam penelitian ini, 111 anak alergi susu sapi dan 80 anak alergi kacang.

Jangan minum susu mentah yang baru diperas dari sapi, ini bahayanya. (Shutterstock)
Jangan minum susu mentah yang baru diperas dari sapi (Shutterstock)

Diketahui anak-anak yang alergi susu sapi menjadi lebih pendek, perbedaan ketinggian lebih jelas pada usia 5-8 tahun dan usia 9-12 tahun.

Sedangkan pada 53 remaja berusia di atas 13 tahun menunjukkan adanya perbedaan pada berat dan tinggi badan mereka.

"Karena anak-anak ini sering memiliki banyak alergi makanan dan kondisi lain, seperti asma, ada beberapa faktor selain menghindari susu sapi yang dapat berkontribusi pada temuan ini. (Yaitu) Anak-anak ini juga cenderung membatasi makanan di luar susu sapi," tambahnya.

Dr. Robbins memperingatkan, jika tidak mengatasi alerginya sejak dini, anak-ank berisiko mengalami perbedaan pertumbuhan.

"Penelitian di masa depan harus fokus pada peningkatan pemahaman tentang fenomena ini," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini