Himedik.com - Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Missouri telah menemukan bahwa anak-anak yang menerima vaksinasi flu musiman cenderung tidak mengalami gejala infeksi Covid-19. Penemuan ini berasal dari tinjauan terhadap lebih pada 900 anak yang didiagnosis Covid-19 pada tahun 2020.
"Diketahui bahwa pertumbuhan satu virus dapat dihambat oleh infeksi virus sebelumnya," kata Anjali Patwardhan, MD, guru besar bidang reumatologi anak dan kesehatan anak seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
Baca Juga
Dokter Peringatkan Efek Samping Vaksin Covid-19 Bisa Mirip Kanker Payudara
Penting, Terapkan 5 Gaya Hidup Berikut untuk Cegah Kanker
Menurut WHO, Jumlah Kasus Kanker Payudara Berada di Peringkat Pertama
Studi: Terdapat 55 Efek Samping Covid-19 Jangka Panjang
Disebut Bisa Meredakan Nyeri, Benarkah Masturbasi Sembuhkan Sakit Kronis?
Mitos Tentang Gairah Seks: Usia Bukan Satu-satunya Penurun Libido
Patwardhan meninjau catatan dari 905 pasien anak-anak yang didiagnosis dengan Covid-19 antara Februari hingga Agustus 2020 untuk menentukan riwayat vaksinasi influenza setiap pasien.
Ia menemukan bahwa anak-anak positif Covid-19 yang menerima vaksin influenza pada musim flu memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami gejala Covid-19, masalah pernapasan atau penyakit parah.
Melansir dari Medical Xpress, Patwardhan juga menemukan bahwa anak-anak dengan Covid-19 yang menerima vaksin pneumokokus juga memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami penyakit simptomatik.

“Penelitian pada populasi anak-anak sangat penting karena anak-anak memainkan peran penting dalam mempengaruhi penularan virus,” kata Patwardhan.
"Memahami hubungan dan koeksistensi virus lain dengan Covid-19 dan mengetahui status vaksinasi pasien anak dapat membantu menerapkan strategi yang tepat," imbuhnya.
Patwardhan mengatakan penting juga untuk mengeksplorasi hubungan antara vaksinasi dan gejala Covid-19 dalam studi multiras geografis yang lebih besar.
"Berdasarkan temuan ini, kami berhipotesis bahwa Covid-19 yang lebih parah pada populasi minoritas juga dapat mencerminkan tingkat vaksinasi yang rendah selain dari ketidaksetaraan kesehatan lainnya," kata Patwardhan.