Anak

Bisa Picu Rheumatoid Arthritis, Hindarkan Anak dari Asap Rokok

Asap rokok memang dikethu bahaya, bahkan studi baru sebut bisa picu rheumatoid arthritis pada anak-anak.

Fita Nofiana

ilustrasi bayi mengisap asap rokok (iStock)
ilustrasi bayi mengisap asap rokok (iStock)

Himedik.com - Anak-anak yang dari kecil menghirup asap rokok bisa memicu masalah kesehatan di masa depan. Bahkan penelitian baru menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok juga lebih rentan terkena rheumatoid arthritis di kemudian hari.

"Temuan kami memberikan lebih mendalam dan gravitasi terhadap konsekuensi kesehatan negatif dari merokok dalam kaitannya dengan rheumatoid arthritis, salah satu penyakit autoimun yang paling umum," kata penulis utama Dr. Kazuki Yoshida, dari divisi reumatologi, peradangan dan kekebalan di Brigham dan Rumah Sakit Wanita, di Boston seperti yang dikutip dari US News.

Rheumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi yang ditandai dengan arthritis pada beberapa sendi. Beberapa faktor genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap risiko rheumatoid arthritis, dan merokok jadi faktor risiko lingkungan yang paling umum.

Tetapi penelitian tentang hubungan antara perokok pasif dan risiko rheumatoid arthritis masih terbatas.

Paparan asap rokok sangat berbahaya bagi ibu hamil. (Shutterstock)
Paparan asap rokok sangat berbahaya bagi ibu hamil. (Shutterstock)

Melansir dari US News, para peneliti menganalisis data dari hampir 91.000 perempuan Amerika Serikat dalam studi kesehatan jangka panjang.

Mereka yang masa kanak-kanaknya terpapar asap rokok orangtua memiliki risiko rheumatoid arthritis 75 persen lebih tinggi dan risikonya bahkan lebih tinggi di antara mereka yang menjadi perokok aktif.

Penelitian ini telah diterbitkan 18 Agustus di jurnal Arthritis & Rheumatology.

"Hubungan antara merokok orang tua masa kanak-kanak dan onset dewasa (rheumatoid arthritis) mungkin melampaui reumatologi," kata Yoshida dalam rilis berita rumah sakit.

"Studi di masa depan harus menyelidiki apakah paparan masa kanak-kanak terhadap inhalansia dapat mempengaruhi individu untuk autoimunitas umum di kemudian hari," imbuhnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini