Himedik.com - Fibrilasi atrium (AF) salah satu gangguan irama jantung yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan membutuhkan perawatan medis, tetapi biasanya tidak mematikan.
Sebuah studi menemukan bahwa gangguan irama jantung ini juga berkaitan erat dengan sistem kerja secara shift. Orang yang sering bekerja shift malam dalam jangka waktu lama berisiko tinggi mengalami fibrilasi atrium.
Baca Juga
Penelitian: Punya Teman Pendengar yang Baik Bisa Sehatkan Mental dan Otak
Ahli: Orang yang Tidak Vaksin Berisiko Terinfeksi Varian Virus Corona Ganda
Turunkan Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol, Cobalah Makan Buah Semangka!
Studi: Ibu Hamil Tak Vaksin Covid-19 Lebih Berisiko Lahir Bayi Prematur
Sebelum Pakai Menstrual Cup, Yuk Pahami Dulu Kondisi Berikut
5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Memperkuat Kekebalan Tubuh
Penelitian mengenai fibrilasi atrium dan orang yang kerja shift malam ini mengambil data dari 283.657 orang dewasa di Inggris. Para peneliti menemukan bahwa kerja shift malam jangka panjang meningkatkan risiko fibrilasi atrium secara signifikan.
Temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja antara 3 hingga 8 kali shift malam dalam sebulan selama 10 tahun atau lebih memiliki risiko fibrilasi atrium hingga 22 persen.
Setelah mempertimbangkan semua faktor gaya hidup, hasilnya menunjukkan bahwa orang yang bekerja shift malam secara teratur memiliki risiko fibrilasi atrium sebesar 12 persen dibandingkan orang yang sering bekerja di siang hari.
Makalah yang diterbitkan dalam European Heart Journal juga menarik hubungan antara kerja shift malam dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK).
"Kerja shift malam juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, tetapi tidak stroke atau gagal jantung," kata para peneliti dikutip dari Express.
Mereka mengatakan temuan itu bisa memiliki implikasi yang signifikan untuk pencegahan fibrilasi atrium. Salah satu peneliti dalam studi itu menyarankan jangan terlalu sering bekerja shift malam dan bekerjalah dalam waktu yang lebih singkat untuk menjaga kesehatan jantung.
Profesor Yingli Lu dari Shanghai Ninth People's Hospital di China mengatakan Penelitian ini memang tidak menunjukkan hubungan sebab Akibat antara kerja shift malam dan fibrilasi atrium serta penyakit jantung. Tapi, hasil penelitian timnya menunjukkan bahwa kerja shift malam bisa meningkatkan risiko penyakit tersebut.
"Kami menyarankan untuk mengurangi frekuensi dan durasi kerja shift malam demi menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah," jelasnya.
Lu Qi dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine di New Orleans mengatakan jenis kelamin dan olahraga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung.
Lu Qi menemukan wanita lebih rentan mengalami fibrilasi atrium dibandingkan pria ketika bekerja shift malam selama lebih dari 10 tahun. Risiko fibrilasi atrium ini juga akan meningkat secara signifikan sebesar 64 persen dibandingkan pekerja harian.