Info

Digiseksual Diprediksi Kian Populer di Masa Depan

Manusia mulai tertarik untuk berinteraksi dengan robot. Bahkan interaksinyamenjerus ke yang lebih intim, dengan istilah digiseksual.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi robot AI. (bloko.gr)
Ilustrasi robot AI. (bloko.gr)

Himedik.com - Di zaman yang makin modern ini, berbagai macam robot telah dikembangkan. Mulai dari robot berwujud mesin hingga serupa manusia atau biasa disebut droid.

Tak main-main, robot-robot ini disematkan dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dengan kata lain, robot itu memiliki kecerdasan menyerupai manusia.

Seiring perkembangannya, manusia mulai tertarik untuk berinteraksi dengan robot. Bahkan interaksinya menjerus ke yang lebih intim, dengan istilah digiseksual.

Dilansir Telegraph, para ilmuwan baru saja mempelajari perubahan perilaku seksual manusia terhadap robot dengan kecerdasan buatan. Diprediksi orientasi seksual ini akan meningkat seiring perkembangan robot. "Ini saatnya mengatakan bahwa era seks virtual telah tiba," kata Neil McArthur, Direktur Pusat Etika Terapan dan Profesional University of Manitoba, Kanada.

Penulis studi ilmiah terbaru untuk digiseksualitas itu, mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi juga turut memfasilitasi manusia untuk dapat berinteraksi secara seksual. Saat ini teknologi interaksi seksual secara digital sudah lazim.

Ilustrasi robot. (iStock)
Ilustrasi robot. (iStock)

Laman pornografi menyediakan konten 3D yang bisa diakses via Virtual Reality (VR). "Ada juga sexbots, asisten virtual yang dikhususkan untuk kegiatan dewasa," jelasnya Neil McArthur.

McArthur menambahkan, bakal makin banyak orang menyadari pengalamannya dengan teknologi akan memengaruhi identitas seksualnya. Misalnya untuk memenuhi beberapa keinginan atau fantasi yang tak bisa diterima pasangan konvensional.

Dengan robot yang memiliki kecerdasan buatan, seseorang tak perlu khawatir pada hal itu. Ini sebabnya beberapa dari mereka juga akan memilih hidup bersama robot ketimbang manusia.

Dilansir The Sun, robot yang telah diprogram dengan kecerdasan buatan juga dilengkapi dengan berbagai sensor yang bakal bereaksi ketika menyentuhnya. Tubuhnya pun dibuat dengan materi silikon sehingga dibuat semirip mungkin dengan kulit manusia.

Robot seksual itu dibuat dengan berbagai bentuk dan jenis kelamin. Bahkan siapapun bisa memesan robot dengan fisik menyerupai sang mantan kekasih.

Namun tentu saja, harga robot ini relatif mahal. Sebagai contoh, robot seks berkelamin perempuan bisa berharga 15 ribu pounds atau setara Rp 273 juta .

Kian marak dalam 10 tahun ke depan

Ahli kecerdasan buatan, Dr. David Levy, pernah menyatakan bahwa robot AI untuk keperluan seks bakal meluas pada masa depan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan robot akan dipilih manusia menjadi pasangan hidup atau dijadikan pekerja seks komersial (PSK).

Dalam International Business Times, Levy memperkirakan peredaran robot AI akan terjadi dalam kurun 10 tahun ke depan dan makin marak pada 2050. Satu dekade ke depan dinilai Levy adalah waktu yang tepat bagi kalangan pengembang perangkat lunak untuk robot.

"Robot AI akan memenuhi harapan orang sebagai teman hidup yang biasa ada pada pasangannya; sabar, baik, penyayang, percaya, respek, dan tak senang mengeluh," ungkap Levy.

Ilustrasi robot. (shutterstock)
Ilustrasi robot. (shutterstock)

Belakangan pun beberapa orang mulai menjalin hubungan dengan robot AI. Salah seorang di antaranya adalah Lilly, perempuan asal Prancis.

Ia membuat robot yang diberi nama InMoovator dengan menggunakan printer 3D. Lilly diketahui hidup bersama InMoovator sekitar empat tahun.

Melalui akun Twitter pribadinya, Lilly menulis; "Saya digiseksual, kami tidak menyakiti siapa pun, kami sangat bahagia." Lilly bahkan dilaporkan sudah bertunangan dengan robot pujaannya dan akan menikah secara legal di negaranya.

Fenomena robot AI ini memang mulai keluar dari norma-norma selama ini. Bahkan kecerdasan buatan pun digunakan untuk menciptakan agama baru dan Tuhan, seperti dilakukan mantan ahli komputer Google, Anthony Levandowski.

Levandowski bahkan sudah mengajukan permohonan pendirian gereja baru bernama Way of the Future (Jalan Masa Depan) ke pemerintah negara bagian California, Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu.

Tentu sebagai makhluk beragama, perilaku menyimpang ini sangat bertentangan dengan kodrat dan ketentuan dari Tuhan. Semoga bermanfaat!

Berita Terkait

Berita Terkini