Info

Mengapa Saat Kencing Biasanya Tubuh Bergetar? Ini Penjelasannya

Pernah merasa tubuh bergetar kan saat kencing? Lihat penjelasannya di sini.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Pria buang air kecil. (Daily Express)
Pria buang air kecil. (Daily Express)

Himedik.com - Peristiwa tubuh bergetar saat kencing mungkin dialami oleh hampir semua orang. Peristiwa seperti ini ternyata sudah dialami semenjak kamu masih bayi.

Tubuh bergetar saat masih bayi menjadi indikator bahwa popok harus diganti. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh untuk menghasilkan respon seperti itu?

Menurut hasil lansiran HiMedik dari livescience, kandung kemih ada hubungannya dengan sistem saraf. Ini disebabkan oleh sensasi penurunan suhu ketika kencing hangat meninggalkan tubuh.

Hal ini juga bisa dikaitkan ketika kamu tiba-tiba menggigil saat merasakan dingin mendadak. Namun, beberapa ilmuwan tak yakin dengan ide ini, termasuk Dr. Simon Fulford, seorang konsultan ahli urologi di Rumah Sakit Universitas James Cook di Inggris.

Menurutnya, proses buang air kecil dikontrol oleh ANS - pusat kendali yang mengatur banyak fungsi tubuh otomatis, seperti suhu dan detak jantung. Ia menambahkan, kencing tak sepenuhnya otomatis karena kamu masih bisa mengontrol ketika ingin buang air kecil.

Pria buang air kecil. (iStock)
Pria buang air kecil. (iStock)

Buang air kecil diatur oleh dua bagian dari ANS yang disebut sistem saraf parasimpatik dan sistem saraf simpatik. Ketika kandung kemih penuh, reseptor peregangan di dinding otot mendeteksi gerakan peregangan kandung kemih dan mengaktifkan satu set saraf di sumsum tulang belakang yang disebut saraf sakral.

Pada gilirannya, dinding kandung kemih otot berkontraksi, mempersiapkan untuk mendorong air kencing keluar dari tubuh. Proses otonom ini bekerja seperti saklar on-off, menekan refleks saraf instruktif ketika kandung kemih masih terisi, tetapi "merangsang refleks untuk bertindak ketika kandung kemih penuh.

Ketika urin meninggalkan tubuh, tekanan darah menurun. "Tampaknya ada bukti bahwa tekanan darah naik sedikit saat kandung kemih penuh dan begitu sebaliknya", kata Fulford.

Ia menambahkan, interaksi antara dua komponen sistem saraf - yang diatur oleh PNS dan SNS - dapat menyebabkan sinyal campuran dalam sistem saraf. Inilah yang dapat memicu getaran saat kencing.

Fulford mengatakan pria tampaknya lebih sering mengalami fenomena ini daripada wanita. Hal ini mungkin dijelaskan oleh fakta bahwa pria biasanya berdiri ketika buang air kecil.

Ini bisa menunjukkan penurunan tekanan darah yang dianggap mendahului getaran terebut. Namun, apa pun penyebabnya, kejadian jasmani ini seharusnya tak menjadi perhatian.

"Hal ini normal dan tak perlu dikhawatirkan", Dr. Grant Stewart, seorang ahli bedah urologi akademik di Cambridge University di Inggris dan ketua Komite Sains dan Pendidikan Yayasan Urologi di Inggris Raya menjelaskan.

 

Berita Terkait

Berita Terkini