Info

Sudah Punya Pasangan Tapi Masih Menggunakan Tinder? Ini Alasannya

Kamu salah satunya?

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Ilustrasi. (WeSwap)
Ilustrasi. (WeSwap)

Himedik.com - Sudah banyak aplikasi kencan saat ini yang tersedia untuk membantu seseorang menemukan pasangan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Di sisi lain, mereka yang sudah memiliki pasangan masih ada juga yang menggunakan aplikasi ini untuk mencari tambatan hati lain.

Dalam sebuah studi baru dari Erasmus University Rotterdam, mereka yang menggunakan aplikasi semacam tinder dan sudah memiliki pasangan ditemukan memiliki sifat psikopati.

Sifat psikopati itu sendiri merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku berbohong, rendahnya kontrol diri, mengeksploitasi orang lain, sombong, ceroboh serta kurangnya empati terhadap orang lain.

Tim peneliti menyurvei hampir 1500 pengguna aplikasi kencan tentang motif mereka menggunakan aplikasi dan pengalamannya.

Lebih dari 300 responden (sedikit di atas 22%) mengatakan mereka menggunakan aplikasi sejenis ini meskipun sudah memiliki kekasih.

Ilustrasi. (mSpyLite.com)
Ilustrasi. (mSpyLite.com)

Ketika ditanya tentang motivasi mereka melakukannya, banyak yang mengatakan adanya pengaruh teman sebaya dibandingkan kemauan pribadi.

Menurut penulis studi Elisabeth Timmermans, kecenderungan mereka mencari hubungan adalah sebagai bentuk meningkatkan kepercayaan diri atau dengan kata lain mengonfirmasi bahwa mereka masih menarik.

Timmermans juga menegaskan mereka yang sudah berada dalam hubungan berkomitmen dengan pasangan namun masih menggunakan aplikasi ini menunjukkan sifat psikopati yang tinggi.

Selain itu, lanjutnya, hubungan ini hanya sebatas 'one night stand' dengan pengguna aplikasi lainnya.

Ketika memeriksa demografi, laporan 2015 yang diterbitkan oleh GlobalWebIndex menemukan kelompok usia 16-34 mendominasi basis pengguna Tinder.

Di sisi lain, Timmermans masih tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini, terutama untuk mengetahui apakah aplikasi kencan menghadirkan ancaman bagi hubungan romantis.

Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Computers in Human Behavior.

Berita Terkait

Berita Terkini