Info

Apakah Gula Benar-benar Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes?

Hanya dengan minum satu minuman manis per hari dapat meningkatkan risiko diabetes sebanyak 13%.

Rauhanda Riyantama | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Gula. (pixabay)
Gula. (pixabay)

Himedik.com - Konsumsi gula yang berlebihan sering dikaitkan sebagai penyebab seseorang terkena penyakit diabetes. Bahkan banyak peneliti percaya bahwa gula meningkatkan risiko diabetes baik secara langsung maupun tidak langsung.

Gula sendiri mengacu pada sukrosa atau gula pasir yang terbuat tebu. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

Sukrosa yang masuk dalam tubuh akan dipecah oleh enzim yang ada di usus kecil menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa akan masuk ke dalam aliran darah, sedangkan fruktosa langsung masuk ke hati.

Glukosa dalam aliran darah akan meningkatkan kadar gula darah dan memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin. Lalu, insulin akan mengangkut glukosa keluar dari aliran darah dan membawanya menuju sel-sel tubuh yang bertugas untuk mengubahnya menjadi energi.

Sementara itu, fruktosa di dalam hati akan merangsang produksi sel lemak sehingga bisa menyebabkan peningkatan kadar trigliserida yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan penumpukan lemak di hati.

Selain itu, metabolisme fruktosa juga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan artritis (penyakit sendi).

Gula. (pixabay)
Gula. (pixabay)

Sejalan dengan penjelasan di atas, sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa orang yang secara teratur minum minuman manis memiliki risiko sekitar 25% lebih besar mengalami diabetes tipe 2.

Bahkan, hanya dengan minum satu minuman manis per hari juga dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 13%. Meskipun penelitian ini tidak membuktikan bahwa gula menyebabkan diabetes, tetapi kaitan antara keduanya sangatlah erat.

Intinya, konsumsi gula berlebih secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal tersebut karena gula berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dan peningkatan lemak tubuh yang mana keduanya juga merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes.

Untuk mengurangi efek negatif dari konsumsi gula, WHO merekomendasikan untuk mengonsumsi gula (tidak termasuk gula alami) maksimal sebanyak 10% dari total kalori harian.

Berita Terkait

Berita Terkini