Info

Keren! Para Penyadang Autisme Siap Bertanding di AAG 2018

Di perhelatan AAG yang keempat kalinya ini juga akan diperkenalkan permainan baru, yaitu dodgebee dan thai boxing atau muay thai.

Rauhanda Riyantama

Asean Autism Games 2018. (Instagram/a_autismgames2018)
Asean Autism Games 2018. (Instagram/a_autismgames2018)

Himedik.com - Setelah sukses menyelenggarakan Asian Para Games 2018 beberapa saat lalu. Kini Indonesia kembali menjadi tuan rumah gelaran ASEAN Autism Games (AAG) 2018 yang berlangsung pada tanggal 20-21 Oktober 2018 di GOR Soemantri, Jakarta Selatan.

Sebanyak kurang lebih 217 atlet mengikuti perhelatan AAG 2018. Indonesia sendiri mengirimkan 179 atlet, Filipina enam atlet, Myanmar 13 atlet, Vietnam tiga atlet, Singapura lima atlet, Malaysia sembilan atlet, sementara Laos dan Thailand sama-sama mengirimkan satu atlet.

Mereka akan bersaing dalam cabang olahraga lari dan renang, serta beberapa permainan tradisional Indonesia seperti balap karung dan lomba balap kelereng. Di perhelatan AAG yang keempat kalinya ini juga diperkenalkan permainan baru, yaitu dodgebee dan thai boxing atau muay thai.

"Olahraga lari dan renang dipilih karena tidak ada aturan yang terlalu banyak. Mereka belum paham betul mengenai rules, coba bayangkan kalau misalnya mereka diminta main sepak bola, nanti yang ada mereka masukin gol ke gawang sendiri. Selain itu kami juga mempertimbangkan menambah bowling," tutur dr Melly Budhiman, SpKJ, presiden Yayasan Autisma Indonesia, pada saat konferensi pers AAG 2018.

Dari semua peserta yang tampil, tidak semuanya merupakan atlet. Namun ada juga yang telah berprestasi dalam bidang olahraga. AAG 2018 juga dibagi menjadi dua ketegori usia, yaitu usia 11-15 tahun dan usia 16 hingga berapa pun.

Sementara itu, tujuan utama dari penyelenggaraan AAG 2018 bukanlah kompetisinya. ''Melainkan kebersamaan dan menunjukkan bahwa menyandang autisme juga mampu berkompetisi dalam bidang olahraga,'' tegas Dang Uy Koe, ketua ASEAN Autism Network.

Perlu diketahui, AAG 2018 bisa terselenggara berkat kerja sama antara Yayasan Autisma Indonesia (YAI), London School of Public Relations (LSPR), London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), Asia Pacific Development Centre on Disability (APCD), Pemerintah Jepang, serta Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia dari Thailand.

AAG 2018 juga didukung para mitra, yaitu Sekretariat ASEAN, ASEAN Autism Mapping, ASEAN Autism Network (AAN), Japan-ASEAN Integration Fund, dan sektor bisnis lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini