Info

Menginspirasi, Bocah 11 Tahun Jadi Instruktur Yoga Termuda

Ternyata ada kisah pilu di baliknya.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Tabay Atkins dan Sahel Anvarinejad. (yogajournal)
Tabay Atkins dan Sahel Anvarinejad. (yogajournal)

Himedik.com - Sebuah kejadian pahit ternyata bisa menginspirasi seseorang untuk melakukan hal baik kepada orang lain. Itulah yang dialami Tabay Atkins.

Tabay Atkins (11) didaulat menjadi guru yoga termuda bersertifikat di Amerika Serikat. Penghargaan ini ia terima lantaran sebuah kejadian yang menjadi motivasi bagi dirinya.

Di umur 6 tahun, Atkins ternyata sudah menekuni yoga. Saat itu, ibunya, Sahel Anvarinejad, berada dalam tahap penyembuhan kanker Non-Hodgkin's Limfoma stadium 3 serta kemoterapi intens.

Tabay menyaksikan semua itu dan pada usia itu, dia menemukan panggilannya. ''Saya ingin menjadi guru yoga karena ibu saya menderita kanker,'' katanya kepada YogaJournal.com.

''Dia melakukan yoga dan dia tidak bisa berjalan pada saat itu, dia benar-benar stres.

Saya melihat bagaimana yoga menyembuhkannya dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin mengajar yoga untuk membantu orang-orang sama sepeti yoga telah menyembuhkan ibu saya.''

Pada tahun 2013, setelah Anvarinejad mendapat sertifikasi, ia membuka studio yoga, Care4Yoga di San Clemente, California, dan Tabay sering membantunya saat latihan.

Tahun lalu, Tabay diangkat menjadi orang termuda yang pernah menyelesaikan pelatihan guru YOGAthletica selama 200 jam.

Tabay Atkins saat kelas yoga. (yogajournal)
Tabay Atkins saat kelas yoga. (yogajournal)

Ini juga yang menjadikan dirinya guru yoga termuda yang tersertifikasi di negara asalnya.

Tabay saat ini mengajar tiga kelas dalam seminggu, termasuk dua kelas vinyasa remaja-dewasa dan kelas meditasi Lego bersama ayahnya.

''Kelas ini adalah kelas yang paling penuh yang kami miliki di studio,'' kata Anvarinejad bangga.

Saya sangat senang membantu orang ketika saya melakukan yoga,'' jelas Tabay, yang saat ini disertifikasi untuk mengajar vinyasa, sirkus yoga, yoga tween, yoga remaja, yoga untuk anak-anak dengan autisme, dan banyak lagi.

Ini bukan tentang fleksibilitas, ini lebih tentang non-penilaian. Ini tentang penyembuhan pikiran dan tubuh. Saya juga suka melihat orang-orang berkembang di seluruh kelas.''

Kebaikan hati Tabay ternyata tidak berhenti di situ. Ia menyumbangkan semua uang yang dia hasilkan untuk membantu anak-anak yang menderita kanker.

Dia melakukannya secara gratis, kecuali uangnya. Dia menyimpan uangnya,'' kata Anvarinejad.

Biaya untuk kelas Tabay adalah hasil donasi dan sukarela, dan semua hasilnya masuk ke savingsophie.org, sebuah badan amal yang membantu menemukan sumber daya ketika seseorang didiagnosis mengidap kanker.

''Siapakah saya untuk mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu muda? Hati dan niatnya murni untuk melakukan ini,'' tutup Anvarinejad.

 

Berita Terkait

Berita Terkini