Info

Orang yang Pernah Operasi Usus Buntu Patut Bahagia, Ini Alasannya

Orang yang usus buntunya diambil memiliki risiko terkena Parkinson lebih rendah.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi usus buntu. (Shutterstock)
Ilustrasi usus buntu. (Shutterstock)

Himedik.com - Apendisitis alias usus buntu adalah peradangan yang disebabkan oleh penyumbatan pada usus buntu. Biasanya usus buntu tidak memiliki fungsi tertentu.

Namun saat sumbatan tersebut pecah, radang usus buntu dapat membahayakan nyawa. Maka jalan keluarnya adalah dengan operasi, yakni dengan mengangkat bagian usus buntu tersebut.

Operasi pengangkatan usus buntu ini ternyata bukan hanya menghentikan rasa sakit akibat pembengkakan. Hasil studi terbaru  yang dipublikasikan di jurnal Science Translational Medicine mengungkapkan sebuah kabar gembira, yaitu orang yang usus buntunya diambil memiliki risiko terkena Parkinson lebih rendah.

Seperti dilansri dari hellosehat, Parkinson adalah kelainan saraf yang membuat penderitanya kehilangan kontrol pergerakan otot, seperti otot kaku dan gerakan motorik melambat.

Penyakit ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan lebih banyak diderita oleh orang-orang berusia di atas 60 tahun.

Ilustrasi parkinson. (shutterstock)
Ilustrasi parkinson. (shutterstock)

Apakah operasi usus buntu menurunkan risiko Parkinson?

Riset terkait usus buntu yang dilakukan sekelompok peneliti dari Amerika Serikat, Swedia, dan Kanada ini dilakukan dengan melibatkan data dari 1,6 juta orang yang berusia di atas 52 tahun yang diambil dari Swedish National Patient Registry.

Data ini digunakan untuk menginvestigasi diagnosis penyakit, perawatan, dan bahkan mencocokkan setiap individu berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi untuk lebih membandingkan apakah mereka terkena Parkinson atau tidak serta bagaimana perkembangannya.

Sebelumnya, ada hasil riset lain yang menunjukkan bahwa mikrobioma dalam perut penderita Parkinson ternyata berbeda dengan orang yang tidak memiliki Parkinson. Selain itu, selama ini protein berjenis α-synuclein telah lama dicurigai sebagai salah satu penyebab Parkinson.

Protein ini muncul di seluruh tubuh kita, tetapi paling banyak ditemukan di otak dan berperan dalam sinyal saraf. Pada pasien Parkinson, protein ini dapat menggumpal dan membunuh sel-sel di bagian otak yang mengendalikan gerakan serta menyebabkan tremor, kekakuan, dan lambat bergerak.

Nah, hasil riset terbaru ini menunjukkan bahwa protein α-synuclein juga terakumulasi di usus buntu. Namun, baik pada mereka yang menderita Parkinson atau tidak, protein tersebut tetap ada di usus buntu sehingga menimbulkan dugaan bahwa protein tersebut bukan satu-satunya penyebab Parkinson.

"Pasti ada mekanisme lain yang menyebabkan usus buntu mempengaruhi risiko Parkinson," kata Viviane Labrie, peneliti utama riset ini, kepada The Guardian. Ia juga mengatakan, ke depannya ia akan melanjutkan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut hubungan antara usus buntu dengan Parkinson.

Berita Terkait

Berita Terkini