Info

Tinggi Badan Pengaruhi Risiko Meninggal di Rumah Sakit, Benarkah?

Disebutkan bahwa orang dengan badan pendek lebih berisiko meninggal di rumah sakit.

Rendy Adrikni Sadikin

Ilustrasi tinggi badan. (pixabay/moteoo)
Ilustrasi tinggi badan. (pixabay/moteoo)

Himedik.com - Berdasarkan penemuan studi terbaru, ternyata tinggi badan berpengaruh terhadap risiko meninggal. Disebutkan bahwa orang dengan badan pendek lebih berisiko meninggal di rumah sakit.

Kok bisa?

Anda yang memiliki tubuh jangkung bisa sedikit berbahagia karena studi terkini menyebutkan bahwa orang dengan tinggi badan semampai lebih tinggi tingkat kelangsungan hidupnya ketika sakit.

Dilansir Daily Mail, temuan ini diperoleh setelah peneliti menganalisis tingkat kematian 400 ribu pasien di Inggris dari 2009 hingga 2015 berdasarkan tinggi badan mereka.

Studi menunjukkan bahwa lelaki bertubuh jangkung (2 meter) berisiko sebesar 20 persen meninggal dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Namun risiko ini meningkat sebanyak 29.2 persen pada pasien yang bertubuh pendek (140 cm). Pada perempuan angkanya juga melonjak dari 17.1 persen ke 24.1 persen jika tubuh mereka pendek.

Peneliti utama, Dr Hannah Wunsch mengatakan orang bertubuh pendek lebih berisiko mengalami kematian di rumah sakit karena umumnya peralatan perawatan intensif disiapkan untuk pasien lelaki dengan tinggi rata-rata.

Bisa saja, kata dia, orang yang lebih kecil diberikan dosis obat penenang yang terlalu besar sehingga membuat mereka mengantuk dan dapat menyebabkan mereka berhenti bernapas.

"Ukuran tabung pernapasan yang salah juga dapat menyebabkan kerusakan pita suara pada orang yang lebih pendek," kara Wunsch.

Ia menambahkan, pesan dari penelitian ini adalah agar para dokter menjadi lebih sadar akan tinggi badan orang. Pasalnya ada sebagian orang yang mungkin pendek secara genetik atau juga bisa diakibatkan oleh riwayat medis yakni kemoterapi saat anak-anak yang mempengaruhi tinggi badan mereka.

"Ventilator yang tidak disesuaikan dengan tinggi badan seseorang dapat merusak paru-paru karena dipaksa untuk mengambil napas lebih besar dari yang diperlukan," tambah dia.

Wunsch berharap melalui penelitian ini semakin banyak dokter yang memperhitungkan penggunaan alat-alat medis dengan tinggi badan pasien. Perbedaan tinggi badan seseorang bisa sangat berpengaruh pada keberhasilan perawatan di rumah sakit.

SUARA.com/Firsta Nodia

Berita Terkait

Berita Terkini