Info

Kisah Perawat yang Tahu Dirinya Mengidap Tumor Otak setelah Lihat Poster

Dia pun menangis setelah mengetahui hal tersebut.

Vika Widiastuti

Perawat Chantal Smits (Facebook/Chantal Smits)
Perawat Chantal Smits (Facebook/Chantal Smits)

Himedik.com - Seorang perawat yang biasanya merawat pasien tumor baru menyadari dirinya mengidap tumor otak setelah melihat poster. Perawat tersebut bernama Chantal Smits.

Melansir The Sun, Rabu (2/1/2019), Chantal baru sadar, dirinya menderita gejala tumor otak selama 4 tahun setelah membaca poster di dinding rumah sakit. Poster tersebut berisi tanda-tanda peringatan.

Wanita berusia 22 tahun tersebut mulanya mengalami gejala ringan yang berupa sakit kepala saat masih mahasiswa, yaitu pada 2014.

"Saya sering merasa lelah dan biasanya langsung tidur pukul 08.00 malam setelah beraktivitas seharian," katanya.

Namun, Chantal mengira apa yang dialaminya merupakan akibat dari kelelahan. Dia mengungkapkan, saat itu dia bekerja selama 40 jam dalam seminggu dan harus menulis esai panjang pada akhir pekan.

Perawat Chantal Smits
Perawat Chantal Smits (Facebook/Chantal Smits)

Untuk meredakan rasa sakitnya, Chantal hanya mengonsumsi obat. Dia tak pernah memeriksakan kondisinya ke dokter.

Empat tahun setelah itu, Chantal bekerja sebagai perawat anestesi neurologi di Rumah Sakit St George, Tooting, London. Sejak itu, dia mulai membantu ahli bedah untuk menangani pasien yang menderita tumor otak.

Namun, dia tak menyadari, tubuhnya juga sedang digerogoti penyakit tumor otak. Setiap hari, Chantal justru mengonsumsi empat tablet ibuprofen dan empat tablet parasetamol untuk mengatasi rasa sakit yang dideritanya.

"Saat itu, aku masih tidak terlalu memikirkannya," katanya.

Dia menganggap apa yang dialaminya sepele, bukan sakit yang parah. Hingga pada Februari 2018, ketika Chantal membaca poster di dinding rumah sakit mengenai tanda-tanda dan gejala tumor otak, dia baru sadar ada yang salah dengannya.

"Saya berpikir, Sakit kepala, sering kelelahan, dan gangguan penglihatan sesekali. Saya mengalami semua itu. Mungkin saya harus pergi ke dokter umum untuk berjaga-jaga," ucapnya.

Seusai menjalani Magnetic resonance imaging (MRI) kepala, Chantal menerima surat tak lama kemudian. Meski telah menyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang salah pada dirinya, Chantal harus mendapati kenyataan pahit.

Surat itu menjelaskan, terdapat massa besar di batang otaknya. Dia pun menangis setelah mengetahui hal tersebut.

Chantal didiagnosis menderita tumor glioma batang otak yang disebut tak bisa disembuhkan. Sejak itu, dia melakukan beberapa kali pemindaian dan dipantau setiap tiga bulan.

"Kabar baiknya, tumor yang saya derita stabil dan tidak berkembang," terangnya.

Namun, tumor tersebut terletak di batang otak sehingga tidak bisa dibiopsi. Satu-satunya cara untuk mengukur tumor adalah melalui pemindaian rutin setiap tiga bulan.

Meski begitu, ada kemungkinan tumor tersebut berkembang sehingga Chantal membutuhkan kemoterapi dan radioterapi. Saat ini, Chantal sedang menjalani program hidup sehat dan mengonsumsi banyak makanan yang mengandung antioksidan, seperti kunyit dan tomat.

Dia juga tetap melakoni pekerjaannya sebagai perawat. Menurutnya, menjadi perawat merupakan panggilan hidup.

"Sekarang ketika saya bertemu dengan orang  yang bertahan dengan penyakit tumor otak, saya benar-benar berempati," lanjutnya.

Dia pun berharap bisa menginspirasi orang lain yang menderita tumor otak agar terus menjalani hidup mereka.

 

Berita Terkait

Berita Terkini