Info

Dikira Stres Ujian, Wanita Ini Nyaris Meninggal karena Masalah Jantung

Ia selalu tidur selama 20 jam per hari dan kesulitan berjalan.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Charlotte Carney (22) menjalani perawatan kardiomiopati restriktif. (Facebook/Charlotte Carney)
Charlotte Carney (22) menjalani perawatan kardiomiopati restriktif. (Facebook/Charlotte Carney)

Himedik.com - Seorang wanita 22 tahun nyaris meninggal setelah gejala penyakit yang ia alami dikira sekadar stres akibat ujian. Wanita itu adalah Charlotte Carney yang berasal dari Northwich, Cheshire, North West England.

Melansir Dailymail, Rabu (2/1/2019), awalnya Carney menderita kelelahan parah, napasnya terengah-engah, dan harus selalu tidur siang. Dokter pun mengatakan padanya bahwa ia stres karena ujian.

Namun, seiring berjalannya waktu, kesehatannya terus menurun. Ia bahkan selalu tidur selama 20 jam per hari dan kesulitan berjalan.

"Karena umurku saat itu, pada 2013 dokter mengira aku stres ujian. Aku pun mengira aku cuma pemalas dan sangat suka tidur, tapi setelah jantungku dites, akhirnya aku didiagnosis," kata Carney.

Pada Februari 2018, lima tahun setelah berbagai gejala penyakit menyerangnya, Carney didiagnosis kardiomiopati restriktif. Kondisi yang mematikan ini terjadi ketika jantung penderitanya tidak terisi darah sebagaimana mestinya.

Jantung pasien kardiomiopati restriktif tidak dapat rileks yang berarti tidak terisi darah. Karena itu, jumlah oksigen yang tersalurkan ke otot-otot berkurang.

Charlotte Carney (22) menjalani perawatan kardiomiopati restriktif. (Facebook/Charlotte Carney)
Charlotte Carney (22) menjalani perawatan kardiomiopati restriktif. (Facebook/Charlotte Carney)

Belum diketahui pasti pemicu kondisi jantung yang dialami kurang dari sejuta orang di dunia ini. Namun, penyakit ini dapat berkembang pada usia berapa pun dan tidak dapat disembuhkan.

Carney pun dinyatakan hanya memiliki 20 persen kesempatan bertahan hidup hingga dua tahun setelah didiagnosis. Namun, tiga minggu kemudian dokter menemukan seorang pendonor yang sesuai untuk Carney.

Tak butuh waktu lama, Carney kemudian menjalani operasi transplantasi jantung. Setelah empat minggu dirawat di rumah sakit dan enam hari koma pascaoperasi, kini kondisi Carney membaik.

"Aku sangat berterima kasih ketika aku bangun, tetapi aku langsung memikirkan keluarga pendonor," ungkapnya.

"Terima kasihku pada mereka tidak cukup dan aku berharap untuk menemui mereka suatu hari jika mereka mau," lanjut Carney.

Perawat jantung senior British Heart Foundation Philippa Hobson menambahkan, kardiomiopati restriktif dapat dikenali melalui sejumlah gejala, di antaranya sesak napas, pembengkakan pada kaki, kelelahan, dan mual. Hobson menyarankan, jika Anda mengalami gejala-gejala itu, segeralah menemui dokter.

"Meskipun kardiomiopati restriktif jarang terjadi, kondisi jantung dapat memengaruhi siapa pun pada usia berapa pun dan penting untuk mengetahui diagnosis penyakit sejak dini," kata Hobson.

Berita Terkait

Berita Terkini