Himedik.com - Stres memang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan tubuh. Namun, baru-baru ini sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation mengkaji ulang dampak stres yang memicu pertumbuhan kanker. Studi tersebut menegaskan bahwa stres memang dapat memicu pertumbuhan kanker yang cepat, terutama bagi mereka yang mengalami kecemasan dan depresi.
Studi yang dilakukan peneliti dari Institute of Cancer Stem Cell di Dalian Medical University di China menemukan bahwa stres dan depresi berat dapat mendorong pelepasan hormon yang dikenal sebagai epinefrin, yang memicu reaksi biokimia yang mendorong pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara.
Baca Juga
Kocak, Wanita Ini Pakai Pembalut untuk Hentikan Pendarahan di Lengan Pacar
Sedang Dirawat, Ani Yudhoyono Dapat Kiriman Kalung dan Surat, dari Siapa?
Jaga Hati dengan Konsumsi 8 Makanan Terbaik Ini
Kenali Infeksi Paru-paru, Penyakit yang Sebabkan Nana Krip Meninggal
Komisi Perdagangan Federal AS Tuduh Facebook Bocorkan Data Kesehatan
"Kami menemukan reaksi sel induk kanker terhadap stres melalui tes pada tikus yang melibatkan sel kanker payudara pada hewan dan manusia. Tim kami membuat tikus stres terlebih dulu untuk membuktikan pertumbuhan sel kanker," ujar Quentin Liu selaku ketua peneliti.
Para peneliti kemudian menganalisis dasar-dasar biokimia yang menyebabkan stres untuk meningkatkan pertumbuhan kanker. Peneliti kemudian menemukan bahwa kadar epinefrin pada tikus yang mengalami stres mendorong pertumbuhan tumor yang lebih cepat.
"Hormon stres ini memicu pelepasan enzim yang disebut laktat dehidrogenase yang meningkatkan aktivitas gen penyebab kanker," imbuh Liu seperti dilansir Suara.com dari Medical Daily.
Untuk mengonfirmasi bagaimana penelitian ini juga berlaku pada manusia, Liu dan tim mengukur epinefrin dalam darah dari 83 pasien kanker payudara. Perempuan dengan hormon stres dalam level yang tinggi juga diketahui memiliki tingkat dehidrogenase laktat pengaktif kanker yang tinggi dalam jaringan kanker payudara yang dibiopsi.
Dalam tes terpisah, tim menemukan bahwa vitamin C menekan produksi dehidrogenase laktat ketika disuntikkan ke tikus yang stres. Mereka juga menemukan bahwa vitamin C membantu mengurangi ukuran tumor.
"Kami menemukan bahwa konsumsi vitamin C di saat stres dapat menurunkan risiko pertumbuhan sel kanker payudara pada responden. Kami membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan ini," tandas dia. (Suara.com/Firsta Nodia)