Info

Rebusan Tanaman Kumis Kucing untuk Atasi Batu Ginjal? Ini Kata Dokter

Tanaman ini bersifat deuretik.

Vika Widiastuti

Ilustrasi tanaman kumis kucing (Pixabay/foursummers)
Ilustrasi tanaman kumis kucing (Pixabay/foursummers)

Himedik.com - Beberapa tanaman tradisional dipercaya bisa menjadi obat bagi penyakit tertentu. Salah satunya, yaitu manfaat air rebusan tanaman kumis kucing dan keji beling untuk mengatasi batu ginjal.

Nah, bagaimanakah pandangan dokter terhadap khasiat tanaman tradisional tersebut?

Disampaikan dokter spesialis urologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Charles Martamba Hutasoit, Sp.U, memang benar bahwa kedua tanaman tradisional ini menjadi salah satu metode pengobatan untuk mengatasi batu ginjal. Namun, tak semua batu ginjal bisa diatasi dengan konsumsi rebusan dari kedua tanaman ini.

"Prinsipnya kedua jenis tanaman ini bersifat deuretik. Jadi ketika diminum bisa meningkatkan produksi urin. Harapannya bisa membantu mendorong batu ginjal menuju saluran kencing. Tapi efektif kalau ukuran batunya di bawah 5 mm," ujar dr Charles dalam temu media di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jumat (22/2/2019).

Dalam kesempatan yang sama, dr Anggie Novaldy, Sp.U menambahkan, bukan jaminan mengonsumsi kedua jenis tanaman ini dalam bentuk rebusan atau ramuan lainnya dapat mengatasi batu ginjal yang berukuran kecil.

Menurut dia, ada kemungkinan batu ginjal tersangkut di saluran kemih sehingga sulit dikeluarkan meski sudah mengonsumsi tanaman herbal ini setiap hari.

Tanaman kumis kucing disebut baik untuk pasien batu ginjal. Mitos atau fakta? (shutterstock)
Tanaman kumis kucing disebut baik untuk pasien batu ginjal. Mitos atau fakta? (shutterstock)

"Kalau tidak keluar harus diintervensi bisa dengan tindakan laser, endoskopi atau ESWL. Jadi jangan berpikiran obat-obat herbal lebih superior dan bisa ngobatin," imbuh dia.

Dr Charles menambahkan, penyebab terbentuknya batu ginjal multifaktor, termasuk kurangnya asupan cairan, tinggal dan bekerja di daerah panas, asupan kalsium atau garam yang berlebihan, kurang gerak, obesitas, memiliki riwayat batu ginjal sebelumnya, dan asam urat tinggi.

"Gejalanya sering kali berupa nyeri hebat di pinggang yang bisa menetap. Meski berubah posisi duduk atau berdiri, nyeri tetap ada. Pasien tidak ketemu posisi yang nyaman. Jadi ketika mengalami kondisi ini harus segera cek apakah karena batu ginjal atau kondisi yang lain," tandas dia. (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini