Info

Aktor Serial TV Luke Perry Meninggal: Stroke Tak Hanya Serang Orang Tua

Kenali fakta-fakta soal stroke.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Luke Perry dan Marisol Nichols - (Instagram/@marisolnichols)
Luke Perry dan Marisol Nichols - (Instagram/@marisolnichols)

Himedik.com - Aktor serial TV "90210" Luke Perry meninggal pada usia 52 setelah menderita stroke. Penyakit ini diketahui tak hanya menyerang orang-orang yang sudah tua.

Kabar kematian Perry telah dipublikasikan TMZ pada Senin (3/3/2019) kemarin. Sementara itu, seorang perwakilan juga memberi pernyataan tersebut pada INSIDER.

"Aktor Luke Perry, 52, meninggal hari ini setelah menderita stroke parah," katanya, dikutip dari INSIDER, Selasa (4/3/2019).

Menurut INSIDER, stroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kecacatan, atau kematian, dan cenderung dikaitkan dengan orang dewasa yang sudah tua. Disebutkan US National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), dua jenis utama stroke disebut iskemik dan hemoragik. Namun, tidak jelas tipe apa yang dialami Perry.

Pada stroke iskemik, yang lebih umum, arteri yang mengirimkan darah yang kaya oksigen ke otak tersumbat, seringkali oleh gumpalan darah. Dalam beberapa menit, sel-sel otak yang kekurangan oksigen mulai mati.

Lochlyn Munro dan Luke Perry - (Instagram/@lochlynmunro)
Lochlyn Munro dan Luke Perry - (Instagram/@lochlynmunro)

Sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika arteri otak bocor atau pecah, dan tekanan dari darah yang bocor menyebabkan kerusakan sel-sel otak.

Berdasarkan keterangan American Heart Association (AHA), efek stroke bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh dan berapa banyak kerusakan yang terjadi.

Stroke kecil dapat menyebabkan efek kecil seperti kelemahan tungkai sementara, tetapi ada juga pasien stroke yang mengalami lumpuh atau kehilangan kemampuan berbicara. Dalam beberapa kasus, stroke bisa berakibat fatal hingga kematian.

Meskipun benar bahwa risiko stroke meningkat dengan bertambahnya usia, para ahli mengatakan kepada INSIDER bahwa stroke dapat terjadi bahkan pada orang yang masih muda.

Dr Larry Goldstein, profesor dan ketua departemen neurologi di University of Kentucky, mengatakan kepada INSIDER, setelah usia 55, risiko stroke meningkat dua kali lipat tiap 10 tahun usia pasien. Namun, stroke tak hanya dialami oleh orang tua.

Ilustrasi stroke (Pixabay/VSRao)
Ilustrasi stroke (Pixabay/VSRao)

"Stroke dapat terjadi pada usia berapa pun," kata Goldstein. "Tidak ada usia yang kebal."

Bahkan, para ahli mengatakan bahwa stroke sedang meningkat di kalangan orang dewasa yang masih terbilang muda.

"Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, kami melihat beberapa peningkatan stroke pada populasi yang lebih muda dalam dekade terakhir," ujar Dr Shraddha Mainali, seorang ahli saraf di Wexner Medical Center Ohio State University, kepada INSIDER. "Itu bisa jadi sebagian karena gaya hidup modern atau diet atau polusi."

"Stroke sangat sering dapat dicegah," sambung Goldstein. "Ada hal-hal yang bisa kita lakukan yang berkaitan dengan gaya hidup, ini penting (untuk pencegahan.)"

Beberapa caranya termasuk tidak merokok, menghindari jadi perokok pasif, memiliki indeks massa tubuh normal (BMI), berolahraga teratur, makan makanan sehat seperti diet DASH, dan tidak minum alkohol berlebihan.

Berita Terkait

Berita Terkini