Info

Hal Pertama yang Harus Dilakukan Setelah Digigit Hewan Pembawa Rabies

Hewan pembawa rabies tidak hanya anjing, tapi kera dan kucing juga.

Vika Widiastuti

Anjing yang disuntik Rabies [Suara.com/Risna]
Anjing yang disuntik Rabies [Suara.com/Risna]

Himedik.com - Rabies merupakan penyakit yang mengerikan, bahkan bisa berujung kematian. Selain itu, hal yang perlu diketahui adalah hewan pembawa rabies tidak hanya anjing, tapi kera dan kucing juga termasuk hewan pembawa penyakit mengerikan tersebut.

Masyarakat harus waspada dan mengetahui seperti apa hewan yang terkena virus rabies.

Tanda rabies pada hewan sangat bervariasi, seperti adanya perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku itu hewan tunjukkan dengan mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk menggigit pemiliknya.

Selain itu juga perilaku hewan tersebut bisa ditandai dengan memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya, hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, kejang-kejang, paralisis atau lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari, namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat.

Tak hanya digigit, penularan virus rabies dapat terjadi dengan jilatan atau cakaran. Lalu apa yang harus dilakukan oleh korban jika digigit oleh hewan pembawa rabies?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menjelaskan penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ada tata laksananya. Namun hal yang pertama harus dilakukan setelah digigit oleh hewan tersebut adalah mencuci luka gigitan dengan sabun selama 15 menit.

“Pencucian luka gigitan dengan menggunakan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit. Pencucian ini merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) oleh HPR untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan,” kata dr. Nadia, dalam rilis resmi yang diterima Suara.com.

Setelah itu, korban diberikan antiseptik setelah dilakukan pencucian luka untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa di sekitar luka gigitan. Antiseptik yang dapat diberikan di antaranya povidon iodine, alkohol 70 persen, dan zat antiseptik lainnya.

Selanjutnya, pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) yang bisa didapat di rumah sakit. Tujuan pemberian VAR dan SAR untuk membangkitkan sistem imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang terbentuk akan menetralisasi virus rabies.

“VAR diberikan pada hari ke-0 sebanyak 2 dosis (pada lengan kanan & kiri), hari ke-7 sebanyak 1 dosis (pada lengan kanan/kiri) dan hari ke-21 sebanyak 1 dosis (pada lengan kanan/kiri). Sedangkan SAR diberikan bersamaan dengan pemberian VAR pada hari ke-0 secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, lalu sisanya disuntikkan,” kata dr. Nadia.

Namun bila virus rabies telah mencapai susunan saraf pusat, pemberian vaksin anti rabies tidak akan memberikan manfaat lagi.

Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui 2 kondisi luka akibat rabies, yakni luka risiko tinggi seperti jilatan/luka pada mukosa, luka di atas daerah bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki, luka di area genitalia, luka yang lebar/dalam, atau luka multiple (multiple wound). Untuk kategori ini perlu diberikan VAR dan SAR.

Ada pula luka berisiko rendah, seperti jilatan pada kulit terbuka atau cakaran atau gigitan kecil yang menimbulkan luka lecet di area badan, tangan dan kaki yang tidak banyak persyaratan. Untuk kategori ini hanya diberikan VAR

"Penanganan pada kasus gigitan hewan penular rabies bertujuan untuk mencegah rabies pada manusia," tandas dr. Nadia.  (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini