Info

Hebat, Tirai Pintar Ini Bisa Mengusir dan Membunuh Nyamuk

Tirai ini dapat membantu pencegahan penyakit endemik yang disebabkan oleh nyamuk.

Vika Widiastuti

Ilustrasi tirai (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi tirai (Pixabay/Pexels)

Himedik.com - Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan chikungunya kerap ditemui di beberapa daerah terdampak bencana. Hal tersebut didasarkan data dari World Health Organization (WHO).

Selain itu, WHO juga menandai beberapa penyakit yang sering terjadi di daerah bencana seperti kolera, diare, infeksi saluran pernasapasan akut (ISPA), dan tipus. Anak-anak di daerah bencana juga rentan terkena cacar, rubella, tetanus dan polio.

Tahun 2018 lalu, Indonesia didera beberapa bencana alam yang mengakibatkan kerugian material maupun immaterial yang tak sedikit, terutama pada masyarakat yang terkena dampak langsung. Tak cukup hanya mengalami kerugian, masyarakat di daerah bencana ini juga masih harus menghadapi sederet risiko kesehatan.

Kondisi sanitasi yang kurang baik dan menurunnya daya tahan tubuh, membuat korban bencana dan penyintas rawan terkena penyakit tersebut. Untuk itu, pencegahan penyakit menular setelah masa tanggap darurat menjadi hal yang sangat krusial untuk dilakukan.

Nyamuk. (Pixabay/FotoshopTofs)
Nyamuk. (Pixabay/FotoshopTofs)

Untuk pencegahan penyakit yang menyebar melalui nyamuk, terutama di musim hujan seperti ini, cara tradisional seperti memasang kelambu, tirai, atau memakai selimut bisa jadi pilihan. LivOpen, brand tirai pintar anti nyamuk dengan teknologi SmarTech dari PT. Unilever Enterprises Indonesia, anak perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk., dapat membantu pencegahan penyakit endemik yang disebabkan oleh nyamuk, terutama di wilayah yang terkena dampak bencana alam pada tahun 2018.

Dan sebagai bentuk kepedulian Unilever Enterprises Indonesia, LivOpen telah membagikan 145.000 produknya yang disertai dengan rangkaian edukasi mengenai penggunaan kelambu berinsektisida dan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Program edukasi masyarakat yang tinggal di pengungsian dan pembagian LivOpen ini akan berlangsung sampai akhir April 2019, berkolaborasi dengan Kitabisa.com, Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Daerah yang dituju merupakan daerah yang pernah terkena bencana di tahun 2018 lalu, seperti Lombok, Nusa Tenggara Barat, Palu-Sigi-Donggala, serta Banten dan Lampung.

Adeline Ausy Setiawan selaku Managing Director PT Unilever Enterprises Indonesia, menjelaskan, "LivOpen merupakan tirai pintar anti nyamuk dengan SmarTech technology yang terdiri dari varian tirai pintu, jendela besar, jendela kecil, ventilasi, dan kelambu yang dapat melindungi rumah dan tempat pengungsian dari nyamuk sepanjang hari dan malam. Kandungan aktif yang terdapat dalam tirai LivOpen mampu membunuh dan mengusir nyamuk sampai 99%. Untuk itu, sejalan dengan komitmen Unilever Sustainable Living Plan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, LivOpen membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kesehatan, terutama bagi para pengungsi." (Suara.com/Vania Rossa)

Berita Terkait

Berita Terkini