Info

Arteri Robek Saat Yoga, Wanita Ini Terserang Stroke

Saat itu Rebecca Leigh mencoba pose headstand.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Rebecca Leigh - (Instagram/@rebeccahleigh)
Rebecca Leigh - (Instagram/@rebeccahleigh)

Himedik.com - Rebecca Leigh, seorang wanita asal Maryland, menderita stroke setelah mencoba melakukan pose yoga headstand. Dalam insiden itu, arteri Leigh robek.

Leigh mengatakan, saat ini dirinya masih menderita kehilangan ingatan dan sakit kepala yang parah, tetapi masih bersemangat untuk latihan meditasi.

Diberitakan Fox News, Selasa (26/3/2019), pada Oktober 2017 Leigh telah merekam dirinya saat mempraktikkan pose "hollowback handstand" untuk diunggah ke media sosial, tetapi seketika ia merasakan penglihatannya kabur dan kehilangan kendali pada lengannya.

"Itu hanya berlangsung lima menit tetapi kemudian kepala saya mulai sakit," kata Leigh kepada SWNS. "Saya menderita sakit kepala dan migrain sejak saya remaja, tetapi saya tahu ini berbeda."

Rebecca Leigh - (Instagram/@rebeccahleigh)
Rebecca Leigh - (Instagram/@rebeccahleigh)

Pada hari-hari berikutnya, mata Leigh seolah melorot dan kedua pupil matanya memiliki ukuran yang berbeda. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit oleh suaminya.

Di sana, dokter mendiagnosis Leigh stroke. Wanita 40 tahun itu dan Kevin, suaminya, sempat tak percaya karena selama ini Leigh menjalani gaya hidup sehat.

Hasil CT scan angiografi menunjukkan, pembuluh darah arteri karotid kanan Leigh robek dan diduga telah mengirim gumpalan darah ke otaknya lalu menyebabkan stroke. Dia mengatakan, trauma robekan itu juga menyebabkan aneurisma kecil.

Robekan karotis biasanya terjadi akibat cedera leher seperti kecelakaan mobil atau rotasi atau peregangan leher yang ekstrem. Kegiatan fisik seperti seluncur es, berenang, menari, yoga, melahirkan, atau bahkan bersin juga berisiko robekan karotis.

Menurut Cedars-Sinai Medical Center, robekan ini biasanya menyebabkan sakit kepala, sakit mata, sakit kulit kepala, sakit leher, kelopak mata melorot dan pupil kecil, kelemahan atau mati rasa di satu sisi tubuh, telinga berdenyut, kesulitan menelan, dan beberapa masalah lain.

Pasien yang menderita stroke setelah mengalami robekan itu biasanya diresepkan obat untuk mencegah pembekuan dan masalah lainnya, dan terkadang memerlukan pembedahan.

Leigh mengatakan, selama beberapa minggu berikutnya, ia merasakan sakit secara terus menerus dan harus menghindari cahaya. Dia juga tidak bisa bangun dari tempat tidur atau bahkan makan tanpa bantuan.

Namun, secara perlahan Leigh mendapatkan kembali kekuatannya hingga akhirnya bisa melakukan yoga lagi, dimulai dengan pose lotus untuk fokus pada pernapasan.

Meskipun robekan karotis yang ia deirta akhirnya sembuh, Leigh masih takut terserang stroke lain. Kini dia pun fokus pada pose-pose yang menurutnya aman serta peregangan sederhana.

Berita Terkait

Berita Terkini