Info

Ketahui Dampak Buruk Kelebihan Vitamin D pada Lansia

Tanpa vitamin D, tubuh tidak dapat menyerap kalsium yang merupakan komponen utama tulang. Namun

Vika Widiastuti

Lansia. (pixabay/stevepb)
Lansia. (pixabay/stevepb)

Himedik.com - Vitamin D memiliki peran yang sangat penting di dalam tubuh manusia. Namun, di sisi lain kelebihan vitamin D juga disebut bisa menyebabkan gerak refleks melambat pada lansia. 

Tanpa vitamin D, tubuh tidak dapat menyerap kalsium yang merupakan komponen utama tulang. Vitamin D juga dapat melindungi dari kanker dan diabetes.

Tubuh mensintesis vitamin D ketika kulit terpapar sinar matahari, sehingga jumlah vitamin D yang diproduksi kulit tergantung pada beberapa faktor, termasuk tempat tinggal, musim, dan pigmentasi kulit. Pada orang yang jarang terpapar cahaya matahari, produksi vitamin D dapat menurun atau sama sekali tidak ada.

Pada orang lanjut usia, mereka lebih sulit untuk menyerap vitamin D karena mungkin tidak mendapatkan paparan sinar matahari secara teratur. Dalam hal ini, mengonsumsi suplemen vitamin atau multivitamin yang mengandung vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan tulang dan meningkatkan daya ingat.

Ilustrasi minyak ikan (Pixabay/PublicDomainPictures)
Ilustrasi minyak ikan (Pixabay/PublicDomainPictures)

Hasil studi mengaitkan kekurangan vitamin D dengan kondisi seperti demensia, depresi, diabetes, autisme, dan skizofrenia. Itu sebabnya, seiring bertambahnya usia, sangat penting untuk memastikan tubuh mendapatkan jumlah vitamin D yang tepat.

Menurut National Institutes of Health (NIH), jumlah vitamin D harian yang disarankan adalah 400 IU untuk bayi 0–12 bulan, 600 IU untuk anak-anak dan dewasa, serta 800 IU untuk lansia.

Meski begitu, patut diperhatikan agar asupan vitamin D ini tidak berlebihan. Kelebihan vitamin D juga dapat menimbulkan risiko. Sebuah studi yang dipimpin oleh Rutgers University menemukan bahwa perempuan lansia obesitas yang mengonsumsi lebih dari tiga kali dosis vitamin D harian yang direkomendasikan memiliki gerak refleks yang lebih lambat. Dan gerak refleks yang melambat akan meningkatkan risiko terjatuh pada lansia.

Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa 1 dari 4 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas akan mengalami jatuh setiap tahunnya. Dan baru-baru ini, para ilmuwan di Universitas Rutgers, New Brunswick, juga melakukan penelitian yang mengamati faktor risiko jatuh. Mereka menerbitkan hasilnya di The Journals of Gerontology: Series A.

Mereka menganalisis efek vitamin D pada tiga kelompok perempuan berusia 50-70 dalam uji coba terkontrol secara acak.

Kelompok pertama mengambil dosis harian vitamin D yang disarankan, yaitu 600 IU. Kelompok kedua mengambil dosis 2.000 IU, dan yang ketiga mengambil dosis 4.000 IU.

Hasilnya menunjukkan peningkatan dalam memori dan pembelajaran pada kelompok yang mengambil dosis harian lebih banyak. Namun, kelompok tersebut juga mengalami perlambatan dalam gerak refleks.

"Gerak refleks yang lebih lambat mungkin berdampak pada risiko kesehatan lainnya, seperti berpotensi meningkatkan risiko jatuh dan patah tulang," kata peneliti senior Sue Shapses seperti dikutip Suara.com dari Medical News Today.

Menurut para ilmuwan, mengonsumsi 4.000 IU vitamin D per hari mungkin tidak menjadi masalah bagi kaum muda, tetapi itu bisa membahayakan kemampuan orang dewasa yang lebih tua untuk berjalan atau menyeimbangkan diri untuk menghindari jatuh.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah gerak refleks yang lebih lambat terkait dengan peningkatan risiko jatuh dan cedera. (Suara.com/Vania Rossa)

Berita Terkait

Berita Terkini