Info

Antisipasi untuk Minimalisir Stres Pasca-Pemilu, Ini Langkah Kemenkes

Hal tersebut akan menjadi perhatian Kemenkes.

Vika Widiastuti

Ilustrasi stres (Pixabay/Davidqr)
Ilustrasi stres (Pixabay/Davidqr)

Himedik.com - Stres pasca-pemilu bisa saja dialami oleh calon legislatif (caleg) yang tak berhasil meraih suara terbanyak. Diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah, Sp.KJ, hal tersebut akan menjadi perhatian Kemenkes.

Ia menjelaskan penyebab stres yang terjadi pada setiap individu tidak bisa diprediksi. Yang jelas, begitu daya tahannya rapuh, konsep dalam diri seseorang terjadi suatu gejolak antara cita-cita dan harapan, lalu realitas tak terpenuhi.

"Orang-orang yang rapuh menghadapi antara realitas dengan kenyataan bukan hanya pada pemilu. Tapi terjadi di semua kondisi. Untuk itu, prinsipnya di dalam penyeleksian pasti mengalami kemenangan atau kegagalan. Maka kesiapan menerima kenyataan karena tidak sesuai yang diharapan harus bisa menerima. Prinsip pertamanya itu siap kalah dan menang," kata dr. Fidi, sapaan dr. Fidiansjah, dalam rilis yang diterima Suara.com.

Ketika Caleg mengatakan proses ingin menjadi calon, kata dr. Fidi itu ada surat keterangan kesehatan termasuk kejiwaan.

Terjadinya stres pasca pemilu dianggapnya sebagai sebuah kejadian yang tidak biasa atau dianalogikan seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.

Artinya, kejadian tidak lazim termasuk stres pasca Pemilu sama dengan stres pasca bencana. Bencana itu tidak ada yang menduga, hal sama juga pada Pemilu.

Sejumlah petugas melipat surat suara pemilu di Kantor KPU Jakarta Pusat, Kamis (21/2). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Sejumlah petugas melipat surat suara pemilu di Kantor KPU Jakarta Pusat, Kamis (21/2). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

"Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (Pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat," imbuhnya.

Berapa banyak jumlah Caleg yang akan mengalami stres, dr. Fidi mengaku tidak bisa diprediksi. Namun, sektor kesehatan tetap siaga untuk melayani maosalah-masalah yang berhubungan dengan kejiwaan pasca Pemilu serentak ini.

Bahkan semua rumah sakit, kata dia, sudah diberikan arahan untuk menyiapkan, bahkan mencoba melakukan pengumpulan data berkaitan dengan gangguan jiwa.

"Ini situasi yang saya katakan pada dasarnya rumah sakit, seperti rumah sakit jiwa, siap dengan kejadian yang tidak biasa ini. Tapi, langsung melakukan sebuah penyesuaian, misalnya rumah sakit umum, Puskesmas, semuanya diberdayakan," tutup dr. Fidi. (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini