Himedik.com - Puasa memberikan beragam manfaat untuk tubuh, salah satunya yaitu membuang racuan di tubuh akibat makanan tidak sehat, paparan polusi, istirahat yang kurang.
Namun, yang perlu diperhatikan fungsi ini tak berjalan mulus jika seseorang kalap saat berbuka puasa.
Baca Juga
Benarkah Krim Perawatan dari Dokter Bikin Ketergantungan? Ini Kata Dokter
Bayinya yang Tampak Bahagia Tiba-tiba Meninggal, Ibu Ini Ingatkan Ortu Lain
Wanita Harus Tahu! Ini Cara Baru Atasi Nyeri Haid Agar Bebas Beraktivitas
Seberapa Sering Bra Harus Dicuci? Ini Penjelaskan Pakar
Sakit Kanker, Pria Ini Klaim Dirinya Sembuh Berkat Obat Cacing untuk Anjing
Menurut ahli gizi Prof. Hardinsyah, MS, PhD yang juga Ketua PERGIZI Pangan Indonesia, puasa seharusnya dapat dijadikan momen emas untuk ibadah sambil detoks, mencegah dan menurunkan peradangan dan obesitas. Tapi hal itu bisa gagal karena makan berlebihan selama bulan puasa.
"Seharusnya puasa dapat menjadikan penduduk Iebih sehat dan Iebih hemat atau tidak boros. Tapi biasanya gagal karena seseorang kalap ketika berbuka puasa. Semua makanan dilahap karena lapar mata," kata Hardinsyah dalam temu media di Jakarta, Jumat (4/5/2019) diberitakan Suara.com.
Itu sebabnya Hardinsyah mengimbau agar masyarakat tidak berlebihan ketika berbuka puasa. Menurut dia, jadikan puasa sebagai latihan untuk menjaga pola makan. Layaknya 'cleaning service' tubuh butuh waktu untuk membersihkan diri dari segala racun yang bersemayan selama 11 bulan terakhir.
"Kalau tidak ada jeda maka cleaning service membersihkannya tidak maksimum. Jadi harus mampu mengendalikan diri agar proses detoksnya bekerja dengan baik," katanya.
Selain pada umat muslim, manfaat puasa, kata Hardinsyah juga bisa dirasakan oleh semua kalangan tak terbatas agama tertentu. Bahkan penelitian di negara barat juga menyoroti manfaat diet puasa atau fasting diet yang dapat berimplikasi positif pada pembuangan racun dari dalam tubuh.
"Di luar ada yang namanya fasting diet. Ada yang sekali seminggu. Ada yang dua kali seminggu. Fungsinya menahan diri dari jenis makanan dan minuman. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa puasa hanya dengan mengurangi makan dan minum lebih dari 13 jam maka sel-sel kita melakukan proses pembersihan. Jadi bisa dirasakan semua orang manfaatnya," katanya menjelaskan. (Suara.com/Firsta Nodia)