Himedik.com - Stroke yang diakibatkan oleh kebiasaan menggemeretakkan leher kembali terjadi. Kali ini, kejadian itu menimpa seorang pria 28 tahun di Oklahoma, AS.
Mengutip dari Live Science, Jumat (3/5/2019), pria bernama Josh Hader itu sudah beberapa minggu merasa tak nyaman pada lehernya. Menurut Washington Post, Josh mengira bahwa peregangan leher mungkin akan membantu.
Baca Juga
Belum Pulih Stroke, Pablo Benua Ngaku Ingin Nyinyir dan Singgung Luna Maya
Gemeretakkan Leher, Wanita Ini Alami Stroke, Begini Penjelasan Dokter
Duduk Selama 50 Jam di Warnet, Seorang Pria Ternyata Alami Stroke
4 Bumbu Dapur yang Ampuh Obati Stroke dan Jantung, dari Kunyit hingga Cabai
Pablo Benua Derita Stroke dan Serangan Jantung, Ini 5 Makanan Penyebabnya
Namun, ketika meregangkan lehernya, dia mendengar suara mirip sebuah letusan.
Setelah itu, sisi kiri tubuh Josh mati rasa, dan dia tidak bisa berjalan lurus. Josh pun dilarikan ke UGD.
Menurut dokter, arteri di leher Josh robek dan ia mengalami stroke.
Hentakan di leher Josh rupanya menyebabkan robekan pada salah satu arteri utama lehernya. Kondisi ini dikenal dengan sebutan diseksi arteri leher dan dapat disebabkan oleh trauma tumpul pada leher.
Menurut Cleveland Clinic, diseksi arteri leher juga diketahui meningkatkan risiko stroke.
Stroke sendiri bisa terjadi jika gumpalan darah terbentuk di lokasi robekan dan menghalangi aliran darah ke otak. Meski jarang terjadi, stroke memang bisa menjadi dampak dari gemeretak leher, yang biasanya sampai menimbulkan bunyi 'krek'.