Info

Studi Sebut Tingkat Pendidikan Pengaruhi Risiko Kanker Otak

Sebuah penelitian 2016 dari Swedia menunjukkan orang dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mungkin mengembangkan tumor otak

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi tumor otak. (shutterstock)
Ilustrasi tumor otak. (shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi dari Swedia menunjukkan, seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan tumor otak tertentu.

Para peneliti menemukan, wanita yang menyelesaikan setidaknya tiga tahun di universitas 23% lebih mungkin mengembangkan jenis tumor otak glioma. Dibandingkan dengan wanita yang menyelesaikan 9 tahun pendidikan wajib dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Sedangkan laki-laki yang menyelesaikan setidaknya tiga tahun di universitas 19% lebih mungkin terserang tumor yang sama, dibandingkan dengan yang tidak melanjutkan di universitas.

Dalam studi ini, melansir Live Science, para peneliti melihat data lebih dari 4,3 juta orang di Swedia yang merupakan bagian dari Daftar Jumlah Penduduk Swedia.

Para peneliti melacak orang-orang selama 17 tahun, dimulai pada 1993, untuk melihat apakah mereka menderita tumor otak selama waktu itu. Mereka juga mengumpulkan informasi tentang tingkat pendidikan masyarakat, pendapatan, status perkawinan, dan pekerjaan.

Selama studi 17 tahun, 5.735 pria dan 7.101 wanita mengembangkan tumor otak, menurut temuan yang diterbitkan pada 20 Juni 2016 dalam Journal of Epidemiology & Community Health ini.

Ilustrasi perempuan melakukan pemeriksaan tumor otak. [Shutterstock]
Ilustrasi perempuan melakukan pemeriksaan tumor otak. [Shutterstock]

Selain perbedaan antara perkembangan tumor otak dan tingkat pendidikan, para peneliti juga menemukan hubungan antara perkembangan tumor otak dan pendapatan.

Pria yang memiliki pendapatan lebih tinggi, 14% berisiko mengalami glioma selama periode penelitian, dibandingkan dengan pria dengan pendapatan lebih rendah. Namun, hubungan antara risiko tumor otak jenis ini dan tingkat pendapatan tidak ditemukan pada wanita.

Temuan baru ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang juga menemukan hubungan antara peningkatan risiko tumor otak tertentu dan status sosial ekonomi yang lebih tinggi, kata para peneliti.

Tetapi, penelitian baru ini hanya menunjukkan faktor-faktor risiko tertentu, bukan secara langsung faktor yang disebutkan di atas secara langsung menyebabkan tumor otak.

Sementara itu, menurut peneliti lain faktor gaya hidup juga mungkin berperan.

Gagasan bahwa tingkat pendidikan dan tumor otak saling terkait tidak sepenuhnya baru.

"Sudah menjadi 'legenda urban' di antara ahli bedah saraf bahwa orang yang lebih pintar lebih mungkin terkena tumor otak," kata Dr. Raj K. Narayan, ketua bedah saraf di North Shore University Hospital di Manhasset, New York.

Mekanisme di balik keterkaitan ini masih belum diketahui, tetapi kemungkinan, memiliki lebih banyak sel otak atau aktivitas otak yang lebih besar entah bagaimana meningkatkan risiko seseorang terkena tumor otak.

Berita Terkait

Berita Terkini