Info

'Bang Udin PSIM', Pijat Urut Legendaris Jogja yang Tangani Tulang dan Saraf

Pijat urut 'Bang Udin PSIM' namanya sudah meleganda di Yogyakarta. Ratusan pasien dari berbagai daerah sudah jadi langganannya.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Huda menangani pelanggan. (Arkadia Digital Media/Iqbal)
Huda menangani pelanggan. (Arkadia Digital Media/Iqbal)

Himedik.com - Tidak sedikit jasa pijat di Yogyakarta, tetapi salah satu praktik pijat urut paling terkenal adalah Bang Udin atau yang biasa dikenal dengan 'Bang Udin PSIM'.

Disebut dengan 'Bang Udin PSIM' karena sedari dulu jasa pijat urut ini sudah menjadi langganan para pemain klub sepakbola PSIM (Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram) Yogyakarta.

Diketahui praktik pijat ini sudah berdiri dari generasi ke generasi. Untuk sekarang jasa ini diteruskan oleh Tanzirul Huda Nurmadi (36) atau Huda, yang sebelumnya ditangani oleh ayahnya.

"Kalau Bapak dari sebelum saya lahir. Kalau saya sendiri dari 2008 sudah mulai," cerita Huda, saat tim HiMedik.com mendatangi tempat praktiknya di Jalan Jambon Nomor 136, Sinduadi, Yogyakarta, pada Kamis (20/6/2019).

Seolah sudah mendarah daging, Huda mengaku dirinya tidak pernah diajari oleh ayahnya.

Pijat Urut Bang Udin (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)
Pijat Urut Bang Udin (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)

"Saya itu tidak pernah diajari. Cuma saya dulu pernah minta, waktu saya kuliah, 'Pak, mbok saya diajari'. Cuma Bapak bilang, 'belum saatnya'."

Beberapa bulan setelah permintaan ini, sang ayah mengajak Huda untuk pergi ibadah Haji bersama. Lalu, sepulangnya dari tanah suci, sang ayah langsung meminta Huda untuk ikut menangani pasien di setiap praktiknya.

"'Loh, saya tidak diajari, Pak? Caranya gimana?', 'Udah, tanganmu nempel wae (sudah, tanganmu nempel saja, -red)'. Saya cuma nempelin tangan, terus nanti gerak sendiri."

Sejak saat itu, Huda selalu menggantikan sang ayah.

"Dulu saya cuma menggantikan Bapak, kalau Bapak ke luar kota gitu, ikut rombongan tim PSIM. Terus kalau malam, Bapak cuma sampai jam setengah 8 atau jam 8, habis itu saya yang nerusin. Tapi Bapak tetap menunggu di depan (ruang praktik), nanti Bapak yang ngecek (sakit pasien)."

Meski begitu, Huda mengaku praktik pijat ini masih didasari hal medis. Seperti jika ada seorang pasien yang mengalami dislokasi tulang, Huda harus melihat hasil rontgen pasien agar tidak salah penanganan.

Tidak hanya menangani masalah tulang, Huda juga pernah menangani pelanggan yang ingin mempunyai keturunan.

"Dulu Bapak juga pernah, saya membantu orang yang belum punya keturunan terus ada (mempunyai keturunan, -red). Alhamdulillah, saya sudah 10 orang yang saya bantu gitu."

Kebanyakan, pelanggan yang datang mengeluhkan saraf terjepit atau anggota gerak yang terkilir. Bahkan beberapa yang mengalami patah tulang juga datang ke Huda.

Pijat Urut Bang Udin (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)
Pelanggan mengantri (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)

Biasanya setelah memeriksa pelanggan ia juga akan memberi 'resep' agar rasa sakit mereka berkurang. Seperti berpesan agar tidak tidur miring atau tidak menggerakkan tangan yang sakit selama beberapa hari.

Tetapi, Huda mengaku dirinya tidak dapat menangani otot tegang karena lelah, karena menurutnya ini adalah bidang yang berbeda.

Ia juga tidak dapat menangani pasien yang menderita penyakit dalam.

Praktik pijat Bang Udin ini memang sudah dianggap 'legendaris'. Pelanggannya pun tidak terbatas hanya dari Yogyakarta saja. Bahkan, pada beberapa kesempatan Huda sempat menangani pelanggan dari luar negeri, salah satunya dari Arab Saudi serta Belanda.

"Banyak, dari daerah Arab Saudi saja banyak," ujar Huda. Ia mengaku tidak tahu dari mana para pelanggan luar daerah tersebut tahu jasa praktik pijatnya ini.

Dalam sehari, Huda bisa menangani sekitar puluhan hingga ratusan pelanggan. Mereka (para pelanggan, -red) datang dari berbagai daerah.

Seperti salah satu pelanggan bernama Haidan, yang mengalami tangan serta kaki terkilir akibat bermain bola. Ia datang bersama ibunya, Sri, ke tempat praktik pijat Bang Udin pada Jumat (21/6/2019) siang.

Sri menceritakan dirinya mengetahui praktik pijat Bang Udin ini dari adiknya yang sejak dulu sudah menjadi pelanggan setia.

"Adik saya dulu pelanggan. Karena dulu adik saya main hoki, dia sering olahraga. Jadi kan sering jatuh-jatuh gitu, nah, dia sering ke sini," tutur Sri saat sedang menunggu antrian.

Tak berapa lama kemudian, Haidan diperiksa oleh Huda. Tidak ada satu menit, kaki dan tangan Haidan yang terkilir sudah disembuhkan oleh Huda.

Huda menangani Haidan (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)
Huda menangani Haidan (Doc.Istimewa/Rosiana Chozanah)

Haidan mengungkapkan setelah beberapa saat diperiksa rasa sakit di tangan dan kakinya sudah terasa lebih baik.

"Tadinya digerakin kayak gini masih sakit, sekarang udah mendingan. Kakinya udah enggak (sakit)," tutur Haidan sambil menggerakan tangan kirinya.

Selama ini, Huda tidak mematok tarif untuk pelanggan-pelanggannya. Ia mengungkapkan dirinya hanya ingin membantu orang-orang yang membutuhkan keahliannya.

"Seikhlasnya sih. Saya seikhlasnya," kata Huda.

Bahkan ketika banyak orang yang menginginkan Huda untuk membuka praktik di kota mereka, ia menolaknya. Sebab ia ingin menjalankan pesan mendiang ayahnya.

"Bapak soalnya pesannya sebelum meninggal, 'bantulah wong Jogja'. Kalau saya ngejar Jakarta, bisa saya sebenernya. Tapi kan saya enggak mau," jelasnya lagi.

Huda mengungkapkan dirinya berencana untuk menurunkan keahlian ini kepada putra pertamanya. Tetapi ia belum tahu bagaimana cara mengajarkannya pada buah hatinya itu.

Berita Terkait

Berita Terkini