Info

Minuman Manis Bisa Picu Penyakit Kanker, Benarkah?

Minuman manis adalah minuman dengan gula lebih dari 5%.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi minuman untuk berbuka puasa. (Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi minuman untuk berbuka puasa. (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Sebuah penelitian dari ilmuwan Prancis menyatakan minuman manis, termasuk jus buah atau minuman bersoda, dapat meningkatkan risiko kanker.

Laporan ini diterbitkan dalam British Medical Journal yang menganalisis lebih dari 10 ribu orang selama lima tahun.

Tim dari Université Sorbonne Paris Cité berspekulasi, ini adalah dampak dari kadar gula darah yang meningkat.

Namun, penelitian ini jauh dari bukti definitif dan para ahli telah merencanakan penelitian lebih lanjut, tulis BBC.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mendefinisikan 'minuman manis' adalah minuman dengan gula lebih dari 5%. Ini termasuk jus buah (walau tanpa gula tambahan), minuman ringan, milkshake, minuman berenergi, teh atau kopi dengan gula tambahan.

Studi ini menyimpulkan, minum 100ml minuman manis sehari atau sekitar dua kaleng seminggu, akan meningkatkan risiko terkena kanker sebesar 18%.

Ilustrasi minuman energi. (Shutterstock)
Ilustrasi minuman energi. (Shutterstock)

"Namun, ini mengasumsikan bahwa ada hubungan kausal asli antara asupan minuman bergula dan kanker yang sedang berkembang dan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut," kata Dr Graham Wheeler, ahli statistik senior di Cancer Research UK.

Dari 2.193 kanker yang ditemukan selama penelitian, sebanyak 693 adalah kanker payudara, 291 adalah kanker prostat dan 166 adalah kanker kolorektal.

Penelitian ini menunjukkan, orang yang minum paling banyak (sekitar 185ml sehari) memiliki lebih banyak kasus kanker daripada mereka yang minum paling sedikit (kurang dari 30ml sehari).

Agar tidak membingungkan, peneliti juga mengatakan kemungkinan penyebab lain mengapa orang yang mengonsumsi minuman manis berisiko kanker. Yaitu mereka dapat memiliki perilaku tidak sehat lainnya (makan lebih banyak garam dan kalori daripada beristirahat, misalnya) yang meningkatkan risiko kanker.

Jadi, penelitian ini secara tidak langsung tidak dapat mengklaim bahwa minuman manis dapat menyebabkan kanker.

"Walaupun penelitian ini tidak menawarkan jawaban kausatif yang pasti tentang gula dan kanker, penelitian ini menambah gambaran keseluruhan dari pentingnya dorongan saat ini untuk mengurangi asupan gula kita," kata Dr Amelia Lake, dari Teesside University.

"Mengurangi jumlah gula dalam makanan kita sangat penting," sambungnya.

Berita Terkait

Berita Terkini