Info

Deteksi Penyakit Ginjal Sejak Dini, Google Kembangkan Kecerdasan Buatan!

Kini Google mengembangkan kecerdaan buatan yang bisa mendeteksi gagal ginjal sebelum terjadi.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi ginjal. (pixabay/OpenClipart-Vectors)
Ilustrasi ginjal. (pixabay/OpenClipart-Vectors)

Himedik.com - Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang menyumbang tingginya angka kematian di dunia. Guna menekan angka pasien gagal ginjal, perusahaan milik Google mengembangkan aplikasi yang dapat mendeteksi penyakit ginjal sejak dini.

Perusahaan riset UK Artificial Intelligence (AI) milik Google mengembangkan penelitian tentang kecerdasan buatan yang dapat memprediksi kemungkinan seseorang menderita gagal ginjal.

Kecerdasan buatan milik Google ini dinamai DeepMind. Ini yang dirancang untuk mendeteksi penyakit gagal ginjal hingga 48 jam atau 2 hari sebelumnya.

DeepMind dirancang sebagai terobosan baru untuk memprediksi salah satu penyebab seseorang bisa menderita gagal ginjal, setidaknya 2 hari sebelum itu terjadi.

Terobosan baru ini diharapkan bisa menyelamatkan paling tidak 30 ribu nyawa pasien gagal ginjal setiap tahunnya. Tidak hanya mencari tahu penyebab pasien gagal ginjal, tetapi juga memprediksinya sebelum terjadi.

Mengingat, penyakit gagal ginjal ini cenderung sulit dikenali gejalanya. Kebanyakan kasus pasien baru mendapat pengobatan ketika kondisinya sudah serius.

Sekarang, kecerdasan buatan ini diharapkan menjadi solusi. DeepMind sudah mengembangkan suatu algoritma yang menandai hampir 60 persen pasien yang berisiko gagal ginjal.

Ilustrasi transplantasi ginjal. (Shutterstock)
Ilustrasi ginjal. (Shutterstock)

Penelitian NHS sebelumnya sudah menyarankan bahwa sekitar 30 persen dari kasus kematian akibat gagal ginjal dapat dicegah jika diketahui lebih awal. Dengan demikian, algoritma DeepMind ini bisa mencegah 30 ribu kematian di Inggris setiap tahunnya.

"Gagal ginjal salah satu penyebab paling membahayakan pasien. Setiap tahunnya tibuan pasien meninggal karena penyakit ini. Sekitar 40 persen pasien berakhir di Unit Perawatan Intensif," kata dr. Dominic King, pemimpin kesehatan DeepMind AI, dikutip dari The Telegraph.

Cara kerja DeepMind dalam mendeteksi gagal ginjal ini adalah melalui tes darah, detak jantung dan tekanan darah.

Harapannya, aplikasi ini bisa membantu para ahli memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat pada pasiennya sejak awal didiagnosis gagal ginjal. Hal itu karena, semakin awal gagal ginjal dideteksi maka semakin ringan pengobatannya.

ilustrasi sakit ginjal - (Shutterstock)
ilustrasi sakit ginjal - (Shutterstock)

Pada akhirnya aplikasi ini juga bisa membantu mencegah atau menekan jumlah pasien gagal ginjal yang berakhir perawatan intensif.

Selain itu, setidaknya DeepMind nantinya bisa membantu memprediksi berapa lama pasien perlu tinggal di rumah sakit. Jadi, operasi dan prosedur pengobatan yang dilakukan bisa lebih efisien.

"Ini adalah contoh kuat tentang bagaimana AI tampaknya mempunyai potensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan," tuturnya.

Berita Terkait

Berita Terkini