Info

Jangan Disepelekan, Anak yang Kecanduan Ponsel Berisiko Gangguan Mental

Hal ini diungkap oleh psikolog Dr Chen Zhicheng.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

<p><a href=Ilustrasi anak bermain Hp (Pixabay/GemmaMM)

">

Himedik.com - Ponsel memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaannya oleh anak harus diperhatikan. Jangan sampai anak kecanduan ponsel

Kecanduan pun tidak memandang usia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang gemar bermain video game atau menonton video di YouTube.

Menurut psikolog Dr Chen Zhicheng, pendiri Pusat Pengembangan Psikologis D' Dawn mengatakan, anak-anak yang kecanduang ponsel sebenarnya dapat menyebabkan banyak masalah gangguan mental.

Sebab, menurutnya, ketika mereka dapat mengakses pada apa pun yang tersedia di internet, mereka dapat terpapar cyber bullying, materi pornografi, kekerasan, bahkan hingga obrolan secara online yang semuanya dapat memengaruhi dan meracuni pikiran anak-anak.

Ditambah, waktu untuk berkomunikasi secara langsung berkurang, dalam jangka waktu panjang ini dapat memengaruhi fungsi otak mereka.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebenarnya anak di bawah usia satu tahun belum diperbolehkan menggunakan ponsel.

Anak kecanduan ponsel (Pixabay/Andi_graf)
Anak kecanduan ponsel (Pixabay/Andi_graf)

Sedangkan untuk usia satu hingga empat tahun dapat menggunakannya, tetapi dibatasi hingga satu jam sehari.

Menurut Dr Chen, ini adalah suatu tantangan bagi orang tua untuk menjaga anak-anaknya terhindar dari paparan ponsel.

“Jika orang tua menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka, mereka tidak akan menginginkan ponsel terlalu banyak karena mereka sudah puas. Tetapi berapa banyak orang tua yang mau mengorbankan waktu untuk melakukan itu? Ini tantangan bagi orang tua," katanya melansir World of Buzz.

Dr Chen menambahkan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi orang tua hari ini adalah mereka tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak mereka.

Sebagai gantinya, mereka menggunakan ponsel mereka yang menghalangi interaksi antara mereka dan anak-anak mereka.

Berita Terkait

Berita Terkini