Info

Beberapa Mitos soal Kecerdasan Anak, Anda Masih Percaya Salah Satunya?

Apakah Anda masih percaya kecerdasan anak bergantung pada gen orang tuanya?

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/FeeLoona)
Ilustrasi anak bermain. (Pixabay/FeeLoona)

Himedik.com - Setiap anak yang lahir ke dunia memiliki peluang yang sama untuk tumbuh menjadi cerdas. Hal ini tentu tergantung cara bagaimana orang tua mendidiknya. 

Saat ini mungkin masih banyak orang yang mengira bahwa kecerdasan adalah sebuah warisan dari orang tua pada anaknya. Hal itu bisa jadi salah dan benar, karena tergantung dari cara didik orang tuanya.

Melansir dari Healthy Life Tricks, adapun beberapa mitos tentang kecerdasan anak.

1. Anak tidak akan cerdas jika "gen" orang tuanya buruk

Salah. Pada kenyataannya, kecerdasan anak bukan sebuah warisan gen atau keturunan dari orang tuanya. Melainkan, kecerdasan anak lebih tergantung pada lingkungan tempatnya tumbuh dan berkembang.

Dalam lingkungan sederhana dan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi, seorang anak masih punya peluang tumbuh cerdas jika orang tua mendidiknya lebih baik.

Ilustrasi anak main balok. (Shutterstock)
Ilustrasi anak main balok. (Shutterstock)

2. Kecerdasan anak hanya dipupuk dari masa kecil lalu selanjutnya akan mengalir

Salah. Beberapa psikolog Amerika justru menemukan anak yang memiliki ibu dengan kecerdasan rendah dan selalu mengurus perkembangan serta keperluan anak. Setelah beberapa tahun, anak mereka justru memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

3. Anak akan berkembang pesat jika berbicara dengan orang dewasa

Benar. Seorang anak akan tumbuh lebih cerdas jika sering berinteraksi dengan orang dewasa atau orang lain di atas usianya. Apalagi jika mereka mengajaknya berbicara, berpikir dan mengoreksi setiap kesalahannya.

4. Anak akan cerdas jika dididik mengembangkan pemikiran logisnya

Salah. Psikolog telah memonitor evolusi kecerdasan jangka panjang dari sekelompok individu antara usia 6 dan 24 tahun. Mereka mencatat bahwa tingkat pemikiran logis jauh lebih tinggi dalam hal remaja dan kaum muda.

Pada usia 6 tahun, anak lebih kuat dalam hal imajinasi. Jadi, jangan terlalu dini membiarkan anak berpikir dengan logikanya. Lebih baik Anda membantu mereka mengembangkan imajinasinya.

Berita Terkait

Berita Terkini