Info

Tahapan Perkembangan Seksual Anak, Cek Waktu yang Tepat Ajarkan Kespro!

Kurangnya pendidikan seks membuat anak tidak memiliki pedoman untuk melindungi diri dan melawan.

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi edukasi seksual - (Shutterstock)
Ilustrasi edukasi seksual - (Shutterstock)

Himedik.com - Kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak di bawah umur sudah banyak terjadi. Hal ini harus dicegah. Langkah pertamanya adalah dari lingkungan keluarga

Menurut dr. Made Oka Negara, dokter di bidang kesehatan seksual dan reproduksi, hal itu terjadi akibat minimnya pengetahuan anak tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Sehingga mereka tidak memiliki pedoman untuk melindungi diri dan melawannya ketika sudah berada di fase tersebut.

Padahal anak sudah seharusnya mendapat pendidikan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi sedini mungkin. Adapun tahapan perkembangan seksual anak-anak yang seharusnya dipahami orang tua.

1. Fase oral, yakni anak-anak usia 0-2 tahun yang sudah peka rangsangan di bagian mulutnya.

2. Fase anal, yakni anak usia 2-3 tahun yang bagian anusnya sudah peka rangsangan ketika ada sesuatu yang lewat dari anusnya, seperti BAB.

3. Fase phalik, yakni anak usia 3-6 tahun yang sudah penasaran dan merasakan rangsangan pada alat kelaminnya. Pada fase inilah seharusnya orang tua mulai menjelaskan seksualitas dan kesehatan reproduksi pada anaknya.

Media Briefing dan Training: Harmonisasi Program Keluarga Berencana Bali Untuk Kesejahteraan Indonesia' di Hotel Grand Santhi, Denpasar, Bali pada Senin (28/10/2019). (Suara.com/Shevinna Putti Anggraeni)
dr. Made Oka Negara dalam Media Briefing dan Training: Harmonisasi Program Keluarga Berencana Bali Untuk Kesejahteraan Indonesia' di Hotel Grand Santhi, Denpasar, Bali pada Senin (28/10/2019). (Suara.com/Shevinna Putti Anggraeni)

Salah satu caranya, memberi tahu anak untuk membersihkan alat kelamin dan memaparkan batasan orang-orang yang boleh serta tidak boleh memegang alat kelaminnya.

"Banyak sekali kasus kekerasan seksual terjadi di fase ini. Saya ingat ada kasus anak umur 4 tahun dikasih boneka kan seram. Tapi bagi anak umur segitu orang yang ngasih boneka baik.

Terus disuruh buka celana karena nggak ada yang melarang ya dia buka. Lalu orang itu memegang alat kelaminnya, ya dia diam saja. Karena ada di fase phalik, mereka sudah merasakan enak dan senang. Mereka jadi berpikir bahwa orang tersebut baik dan senang," papar dr Oka di Grand Santhi Hotel, Bali, Senin (28/10/2019).

Seorang perempuan mengacungkan tangan tandan penolakan. Ilustrasi pelecehan seksual. [Shutterstock]
Seorang perempuan mengacungkan tangan tandan penolakan. Ilustrasi pelecehan seksual. [Shutterstock]

4. Fase laten, yakni anak usia 6-11 tahun yang sudah memahami kenikmatan ketika organ intimnya mendapat rangsangan.

5. Fase genital, yakni anak di atas 11 tahun atau remaja yang sudah mulai aktif secara seksual. Pada tahap ini seharusnya orang tua mulai terbuka lebih luas mengenai pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi.

Remaja seharusnya diberi tahu mengenai risiko hubungan seksual pra nikah, kehamilan tak diinginkan hingga fungsi alat kontrasepsi.

"Tetapi orang dewasa yang ingin memberikan edukasi tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi juga harus melihat remaja di depannya itu sudah memerlukan hal tersebut atau belum. Lalu sampaikan pesannya dengan bahasa yang sesuai dengan umurnya," jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini