Info

Viral Cuitan FG Troches, Diklaim Membuat Bakteri Rentan Antibiotik

Harus dikonsumsi di bawah pantauan dokter, sebab FG Troches mengandung antibiotik.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi obat-obatan - (Pixabay/PublicDomainPictures)
Ilustrasi obat-obatan - (Pixabay/PublicDomainPictures)

Himedik.com - Saat tenggorokan sakit karena meradang, kemungkinan hal pertama yang dilakukan adalah mengonsumsi obat. FG Troches adalah salah satu obat yang menjadi andalan banyak orang.

FG Troches merupakan obat untuk mengatasi berbagai jenis peradangan. Mulai dari radang mulut, radang gusi, hingga radang tenggorokan.

Obat ini pun cukup mudah diakses oleh masyarakat karena dijual di toko obat pada umumnya.

Terkait hal ini, seorang pengguna Twitter @ehstetichuman mengimbau pada warganet untuk hati-hati dalam mengonsumsi FG Troches.

Ia menulis, obat yang umumnya dikonsumsi untuk menghilangkan radang tenggorokan ini mengandung antibiotik. Jadi, tidak dapat sembarangan saat mengonsumsinya.

Viral obat FG Troches. (Twitter/@ehstetichuman)
Viral obat FG Troches. (Twitter/@ehstetichuman)

Menurutnya, penggunaan yang salah justru dapat membuat bakteri di dalam tubuh resisten atau kebal terhadap antibiotik.

"Ternyata, FG Troches mengandung antibiotik pada komposisinya. Obat golongan antibiotik mempunyai aturan pada penggunaannya. Tidak bisa sembarangan, memang tidak berdampak langsung. Namun salah satu efek penggunaan antibiotik yang tidak tepat ialah terjadinya resistensi bakteri," cuit @ehstetichuman.

Ia menjelaskan, FG Troches mengandung dua jenis antibiotik, yaitu Fradiomycin sulfate dan Gramicidin-S HCl.

"Fradiomycin sulfate disebut juga Neomycin Sulfate yang merupakan antibiotik golongan aminoglikosida. Antibiotik golongan ini bersifat bakterisida (bersifat menghambat pertumbuhan serta membunuh bakteri) Fradiomycin tidak dapat membunuh virus, bakteri anaerob, dan jamur/fungi," tambahnya.

"Gramicidin-S merupakan antibiotik yang bersifat lokal. Yang dapat secara aktif melawan bakteri gram positif, negatif dan jamur," lanjutnya.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam menanggapi penggunaan obat-obatan.

Bahkan, resistensi antibiotik meningkat ke tingkat yang sangat berbahaya di semua bagian dunia.

Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]
Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]

Cara pencegahannya, menurut WHO, adalah dengan melakukan hal di bawah ini:

  • Hanya gunakan antibiotik bila diresepkan oleh profesional kesehatan.
  • Selalu ikuti saran petugas kesehatan Anda saat menggunakan antibiotik.
  • Jangan pernah berbagi atau menggunakan antibiotik sisa.
  • Cegah infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menyiapkan makanan secara higienis, menghindari kontak dekat dengan orang sakit, melakukan hubungan seks yang lebih aman, dan menjaga agar vaksinasi selalu terbarui.
  • Siapkan makanan secara higienis.

Mengikuti WHO Five Keys to Safer Food, pastikan makanan tetap bersih, pisahkan mentah dan matang, masak sampai matang, simpan makanan pada suhu yang aman, gunakan air bersih dan bahan baku. Selain itu, pilih makanan yang telah diproduksi tanpa menggunakan antibiotik.

Berita Terkait

Berita Terkini