Info

Konsumsi Lebih Banyak Sayuran daripada Daging Cegah Penyakit Jantung

Sayuran memiliki nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Sayuran. (pixabay/sponchia)
Sayuran. (pixabay/sponchia)

Himedik.com - Mengonsumsi cukup sayur sangatlah penting bagi kesehatan. Sebab menurut sebuah studi, makanan berbasis sayuran dan mengurangi makan daging dikaitkan dengan umur panjang dan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association ini menunjukkan pengurangan risikonya mencapai 16% untuk penyakit jantung dan 25% untuk kematian dini.

Studi ini melibatkan data dari 12.168 orang dewasa paruh baya di Amerika Serikat, yang berasal dari studi National Heart, Lung, dan Blood Institute's Atherosclerosis Risk in Communities.

Mereka semua tercatat tidak memiliki penyakit kardiovaskular pada awal penelitian. Sedangkan penelitian ini dilakukan selama 29 tahun, tepatnya dari 1987 hingga 2016.

Melansir CNN, ilmuwan pun mengamati pola makan dan memeriksa kesehatan jantung mereka selama penelitian berlangsung. Pemeriksaan termasuk apakah mereka didiagnosis stroke, gagal jantung, atau peristiwa lain yang berkaitan dengan penyakit organ ini.

Ilustrasi keluarga belanja buah dan sayuran di swalayan. (Shutterstock)
Ilustrasi keluarga belanja buah dan sayuran di swalayan. (Shutterstock)

Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan orang dewasa yang mengonsumsi lebih banyak sayuran 32% berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular dan 18%-25% risiko kematian dini dari penyebab apapun.

Penyakit kardiovaskular, gangguan jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung, adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Temuan studi baru ini penting," kata Dr. Michelle McMacken, dari NYC Health + Hospitals / Bellevue.

Menurutnya, sayuran memiliki nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Seperti serat, lemak nabati, kalium, dan antioksidan.

"(Sayuran) juga lebih rendah dalam nutrisi yang berpotensi berbahaya seperti zat besi hewani, lemak hewan dan pengawet nitrit," sambungnya.

"Kedua, pola makan nabati juga dikaitkan dengan berat badan yang lebih sehat, risiko peradangan yang lebih rendah, risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, tekanan darah dan fungsi pembuluh darah yang lebih baik," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini